Harga Minyak Naik karena Harapan Keringanan Tarif Impor Tiongkok

Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan naik, terpantau di sekitar $61,80 saat berita ini ditulis Pukul 13.35 WIB pada hari Selasa. Potensi kenaikan harga minyak didukung oleh komentar terbaru dari Presiden AS, Donald Trump, yang menyarankan kemungkinan pengecualian tarif baru.

Pada hari Senin, Trump mengindikasikan bahwa ia mempertimbangkan keringanan temporer dari tarif 25% pada sektor otomotif, dengan tujuan memberikan waktu kepada para produsen untuk menyelaraskan kembali rantai pasokan mereka. Ia juga mengumumkan pengecualian pada produk-produk teknologi penting di bawah tarif “timbal balik” barunya, yang membantu meningkatkan sentimen risiko global.

Selain itu, harga minyak mendapatkan momentum pada hari Jumat setelah pemerintahan Trump mengumumkan pengecualian tarif pada smartphone, komputer, dan perangkat elektronik lainnya—banyak di antaranya bersumber dari Tiongkok.

Harga Minyak juga mendapat dukungan dari kebangkitan tajam dalam impor minyak mentah Tiongkok. Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa impor minyak mentah Tiongkok pada bulan Maret naik hampir 5% tahun-ke-tahun, yang sebagian dipicu oleh peningkatan pembelian minyak Iran menjelang sanksi AS yang lebih ketat yang diprakirakan dalam waktu dekat.

Namun, kenaikan mungkin terbatas karena OPEC+, Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutu-sekutunya, menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyaknya untuk tahun 2025 dan 2026. Kelompok ini kini memprakirakan permintaan akan naik sebesar 1,3 juta barel per hari (bph) pada tahun 2025 dan 1,28 juta bph pada tahun 2026—lebih rendah dari estimasi sebelumnya masing-masing 1,45 juta dan 1,43 juta bph—dengan alasan data kuartal pertama lemah dan dampak dari tindakan perdagangan baru AS.


sumber : fxstreet