Harga Minyak Menguat karena Penurunan Suku Bunga PBoC
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik tipis menyusul penurunan lebih dari 7% pada pekan sebelumnya, diperdagangkan di kisaran $69,00 per barel selama jam-jam awal perdagangan Eropa pada hari Senin. Namun, penurunan ini mungkin terbatas karena penurunan suku bunga di Tiongkok, importir minyak terbesar, diprakirakan akan merangsang aktivitas ekonomi domestik, yang berpotensi meningkatkan permintaan minyak. People’s Bank of Tiongkok (PBoC) menurunkan suku bunga pinjaman 1 tahun menjadi 3,10% dari 3,35% dan suku bunga pinjaman 5 tahun menjadi 3,6% dari 3,85%, sesuai dengan ekspektasi.
Namun, harga minyak mentah mendapat tekanan turun, sebagian karena perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok. Pada hari Jumat, Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,6% pada kuartal ketiga tahun 2024, sedikit turun dari pertumbuhan 4,7% yang tercatat pada kuartal kedua tetapi melampaui ekspektasi pasar sebesar 4,5%.
Selain itu, meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah telah mengurangi kekhawatiran atas gangguan pasokan dari wilayah tersebut. Presiden AS Joe Biden menyatakan pada hari Jumat bahwa ada peluang untuk “berurusan dengan Israel dan Iran dengan cara yang mengakhiri konflik untuk sementara waktu.” Namun, pada hari Ahad, Israel mengumumkan bahwa mereka sedang bersiap untuk menargetkan situs-situs di Beirut yang terkait dengan operasi keuangan Hizbullah, demikian Reuters melaporkan.
Dalam perkembangan lain, Reuters melaporkan bahwa Shell dan Otoritas Maritim dan Pelabuhan Singapura melakukan langkah-langkah pembersihan menyusul kebocoran dari sebuah pipa di darat. Kebocoran tersebut dilaporkan telah diatasi pada sumbernya, dan tidak berdampak pada keselamatan navigasi. Seorang juru bicara Shell mengkonfirmasi kebocoran di Shell Energy and Chemicals Park, dan menyatakan bahwa spesialis tanggap darurat telah dikirim untuk menangani situasi tersebut.
sumber : fxstreet