Harga Minyak Menguat, Imbas Naiknya Tensi Geopolitik
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di kisaran $69,00 pada hari Rabu. Harga WTI tetap bertahan di tengah kenaikan mengejutkan pada persediaan minyak mentah dan prospek permintaan yang lemah, terutama di Tiongkok. Namun, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dapat membatasi sisi negatif dari harga WTI.
Harga WTI melemah setelah data perdagangan internasional Tiongkok yang mengecewakan pada hari Selasa. Ekspor Tiongkok naik 6,7% YoY di bulan November, sementara Impor turun 3,9% YoY pada periode yang sama. Kedua angka tersebut berada di bawah konsensus pasar. Selain itu, Tiongkok juga melaporkan indeks harga konsumen (IHK) yang lebih lemah dari prakiraan pada hari Senin, menggarisbawahi permintaan domestik yang masih lesu. Hal ini, pada gilirannya, dapat melemahkan harga WTI karena Tiongkok adalah importir minyak terbesar di dunia, prospek permintaan Tiongkok memiliki pengaruh langsung pada pasar minyak mentah.
Peningkatan persediaan minyak mentah AS minggu lalu dapat membebani harga emas hitam. Laporan mingguan American Petroleum Institute (API) AS menunjukkan stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk pekan yang berakhir 6 Desember naik 499.000 barel, dibandingkan dengan kenaikan 1,232 juta barel pada pekan sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun sebesar 1,3 juta barel.
Di sisi lain, gejolak di Timur Tengah meningkat pada akhir pekan karena Presiden Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya melarikan diri ke Moskow dan mendapatkan suaka politik, mengakhiri 50 tahun kediktatoran yang brutal. Ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung di Timur Tengah dapat membantu membatasi pelemahan WTI.
sumber : fxstreet