Harga Minyak Melemah Menyusul Meredanya Kekhawatiran Geopolitik di Timur Tengah

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melanjutkan penurunan untuk 3 hari berturut-turut, diperdagangkan di kisaran $77,12 selama sesi awal Perdagangan Eropa di hari Kamis. Harga Minyak Mentah melemah menyusul meredanya kekhawatiran pasokan atas ketegangan geopolitik di Timur Tengah.

Pada hari Rabu, Reuters melaporkan bahwa Presiden AS Joe Biden menyarankan Iran mungkin akan menahan diri untuk tidak menyerang Israel jika gencatan senjata tercapai di Gaza. Pembicaraan gencatan senjata baru dijadwalkan akan dimulai pada hari Kamis di Qatar, meskipun Hamas telah menyatakan bahwa mereka tidak akan berpartisipasi dalam negosiasi.

Perubahan Persediaan Minyak Mentah EIA juga melaporkan peningkatan tak terduga dalam persediaan minyak AS, yang naik 1,357 juta barel untuk pekan yang berakhir 9 Agustus. Ini menandai akhir dari penurunan enam pekan dan menentang ekspektasi penurunan 2,0 juta barel. Penurunan pekan sebelumnya adalah 3,728 juta barel.

Namun, penurunan harga minyak dapat tertahan karena ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) AS pada bulan September. Suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong aktivitas ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan permintaan bahan bakar minyak.

Data Indeks Harga Konsumen (IHK) pada hari Rabu menunjukkan kenaikan moderat pada tingkat inflasi tahunan AS di bulan Juli yang memicu perdebatan mengenai seberapa besar Federal Reserve (The Fed) akan menurunkan suku bunga di bulan September. Sementara para pedagang condong ke arah penurunan 25 basis poin yang lebih sederhana, dengan probabilitas 60%, penurunan 50 basis poin tetap menjadi sebuah kemungkinan. Menurut CME FedWatch, ada 36% kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar akan terjadi di bulan September.

Namun, harga minyak mentah diprakirakan akan tetap berada di bawah tekanan karena kekhawatiran yang sedang berlangsung mengenai permintaan global yang lesu, terutama dari Tiongkok. Selain itu, permintaan bahan bakar jet kemungkinan akan melunak karena berkurangnya belanja konsumen berdampak pada anggaran perjalanan, yang selanjutnya dapat membebani harga minyak dalam beberapa bulan mendatang, menurut Reuters.


sumber : fxstreet