Harga Minyak Lanjut Menguat karena Meningkatnya Kekhawatiran akan Pasokan Minyak

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) terus meningkat, diperdagangkan di kisaran $76,25 per barel selama sesi awal perdagangan Eropa di hari Jumat. Kenaikan ini didorong oleh kekhawatiran suplai di Timur Tengah. Kekhawatiran akan berkurangnya pasokan minyak Libya dan rencana Irak untuk membatasi produksi berkontribusi pada kekhawatiran pasokan ini, yang pada gilirannya meningkatkan harga minyak.

Pada hari Kamis, lebih dari separuh produksi minyak Libya, sekitar 700.000 barel per hari (bph), tidak beroperasi, dan ekspor ditangguhkan di beberapa pelabuhan karena kebuntuan antara faksi-faksi politik yang berseteru. Menurut Rapidan Energy Group, seperti yang dilaporkan oleh Reuters, kehilangan produksi Libya dapat meningkat menjadi antara 900.000 hingga 1 juta bph dan berpotensi bertahan selama beberapa pekan.

Selain itu, pasokan minyak Irak diantisipasi akan menurun karena negara ini telah melampaui kuota yang ditetapkan oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Menurut seorang sumber yang mengetahui hal tersebut, Irak berencana untuk memangkas produksi minyaknya menjadi antara 3,85 juta hingga 3,9 juta barel per hari (bph) mulai bulan depan, seperti yang dilaporkan oleh Reuters pada hari Kamis.

Meskipun begitu, kenaikan harga WTI mungkin akan dibatasi oleh melemahnya permintaan global untuk minyak mentah. Kekhawatiran yang terus berlanjut mengenai ekonomi Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia, terus meredam permintaan minyak. Di sisi lain, ekonomi AS telah menunjukkan pertumbuhan yang moderat, yang berdampak positif pada kepercayaan investor. Pada kuartal kedua, Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 3,0%, melampaui prakiraan dan tingkat pertumbuhan sebelumnya sebesar 2,8%.

Harga WTI dapat didukung oleh meningkatnya kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve mulai bulan September. Pada hari Kamis, Presiden Federal Reserve Atlanta Raphael Bostic, yang dikenal karena sikap hawkish-nya pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), menyarankan bahwa mungkin ini adalah “waktu untuk bergerak” pada penurunan suku bunga. Indikasi ini muncul sebagai respon terhadap inflasi yang semakin mendingin dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi dari prakiraan.


sumber : fxstreet