Harga Minyak Jatuh karena Melemahnya Pertumbuhan Ekonomi Global

Harga Minyak West Texas Intermediate (WTI) terus mengalami penurunan untuk tiga hari berturut-turut, diperdagangkan dekat $59,65 per barel saat berita ini ditulis Pukul 13.15 WIB pada hari Rabu. Tekanan ke bawah pada minyak berasal dari kekhawatiran yang semakin meningkat atas melambatnya pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar, yang sebagian besar dipicu oleh kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump, yang tidak terduga.

WTI berada di jalur untuk mengalami penurunan bulanan melebihi 15%, menandai penurunan tertajam sejak November 2021. Konflik perdagangan yang meningkat antara dua konsumen minyak terbesar di dunia—AS dan Tiongkok—telah meningkatkan kekhawatiran terhadap resesi. Tarif Trump pada impor telah memicu langkah balasan dari Tiongkok, memperdalam kebuntuan perdagangan dan semakin meredupkan prospek ekonomi, menurut jajak pendapat Reuters.

Sentimen ekonomi di Amerika Serikat (AS) kembali terpukul pada hari Selasa ketika Indeks Keyakinan Konsumen dari Conference Board pada bulan April turun tajam ke 86,0 dari revisi 93,9 pada bulan Maret—level terendah sejak April 2020. Penurunan ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran publik atas dampak tarif.

Di sisi pasokan, persediaan minyak mentah AS naik 3,8 juta barel minggu lalu, menurut sumber pasar yang mengutip data dari American Petroleum Institute (API). Para analis yang disurvei oleh Reuters memprakirakan kenaikan yang jauh lebih kecil sekitar 400.000 barel.

Melihat ke depan, Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutu-sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, mungkin mempertimbangkan untuk mempercepat peningkatan produksi yang direncanakan pada pertemuan mendatang mereka pada 5 Mei. Sumber-sumber mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa negara anggota kemungkinan akan mendorong peningkatan output tambahan pada bulan Juni, yang dapat menambah tekanan ke bawah lebih lanjut pada harga minyak.


sumber : fxstreet