Harga Minyak Datar di Tengah Risiko Geopolitik dan Kenaikan Stok Minyak Mentah AS
West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di sekitar $69,00 pada hari Kamis. Harga WTI diperdagangkan datar karena persediaan minyak mentah AS yang kecil yang dibangun minggu lalu mengimbangi perang yang meningkat antara produsen-produsen minyak utama Rusia dan Ukraina.
Laporan mingguan Energy Information Administration (EIA) menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah meningkat minggu lalu, yang membebani harga emas hitam. Stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir pada 15 November meningkat 0,545 juta barel, dibandingkan dengan kenaikan 2,089 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan meningkat sebesar 0,400 juta barel.
Lemahnya permintaan dari Tiongkok berkontribusi pada penurunan WTI karena Tiongkok adalah importir minyak mentah terbesar di dunia. Data yang dirilis awal pekan ini menunjukkan bahwa permintaan minyak mentah Tiongkok turun -5,4% YoY di bulan Oktober. Pertumbuhan permintaan Tiongkok diprakirakan hanya akan mencapai 140.000 bph tahun ini, sepersepuluh dari 1,4 juta bph pertumbuhan permintaan di tahun 2023, menurut IEA.
Di sisi lain, kekhawatiran terhadap perang yang semakin meningkat antara produsen minyak utama Rusia dan Ukraina, dan kekhawatiran selanjutnya mengenai potensi gangguan pasokan minyak dapat mendorong harga WTI. Pada hari Selasa, kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa Ukraina menghantam sebuah fasilitas di wilayah Bryansk dengan enam rudal ATACAMS. Menanggapi hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan ambang batas kemungkinan serangan nuklir.
“Risiko-risiko terhadap pasokan ini jelas menjaga dukungan di sini dan mengimbangi sedikit banyak kekhawatiran terhadap prospek permintaan global,” kata John Kilduff, partner di Again Capital di New York.
sumber : fxstreet