Harga Emas Ukir Rekor Tertinggi Kembali, Dekati Level $ 3.000

Harga emas melesat hingga mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Kamis (13/3/2025). Bahkan, mendekati level psikologis US$ 3.000 per ons.

Dikutip dari CNBC internasional, kenaikan itu didorong oleh ketidakpastian tarif perdagangan dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed.

Harga emas spot melesat 1,8% ke level US$ 2.989,06 per ons pada saat berita ini ditulis, menandai rekor tertinggi ke-12 sepanjang 2025. Sejak awal tahun, harga emas telah meningkat 14% setelah mencatat kenaikan 27% sepanjang 2024. Sedangkan rekor tertinggi harga emas sebelumnya berada di level US$ 2.956 yang tercatat pada 24 Februari 2025 lalu.

“Emas berada dalam pasar bullish jangka panjang. Kami memperkirakan harga akan bergerak di kisaran US$ 3.000 hingga US$ 3.200 tahun ini,” ujar Chief Operating Officer di Allegiance Gold Alex Ebkarian.

Ketidakpastian kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump turut mendorong permintaan emas sebagai aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick bahkan menyatakan resesi ekonomi adalah harga yang sepadan untuk menerapkan kebijakan ekonomi Trump.

Fokus pasar kini tertuju pada pertemuan kebijakan moneter The Fed pekan depan. Bank sentral AS diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% pada Rabu (19/3/2025).

“Dampak potensial dari ancaman tarif dan perdagangan sulit untuk diprediksi. The Fed harus mempertimbangkan data ekonomi sebelum mengambil keputusan berikutnya. Kami meyakini The Fed masih dalam fase wait and see,” kata CEO Sprott Asset Management John Ciampaglia.

The Fed telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin sejak September 2024, tetapi menghentikan siklus pemangkasan pada Januari 2025. Para pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga akan dilanjutkan pada Juni mendatang.

Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkanIndeks Harga Produsen (IHP) atau Producer Price Index (PPI) stagnan pada Februari, sementara indeks harga konsumen naik 0,2% setelah meningkat 0,5% pada Januari.

“Permintaan tinggi dari ETF, pembelian emas oleh bank sentral, serta ketidakpastian geopolitik dan tarif terus mendorong kenaikan harga emas,” ujar analis Standard Chartered Suki Cooper.

SPDR Gold Trust, ETF emas terbesar di dunia, mencatat kepemilikannya naik menjadi 907,82 metrik ton pada 25 Februari, tertinggi sejak Agustus 2023. Sementara itu, China melanjutkan aksi pembelian emas selama empat bulan berturut-turut pada Februari, menurut data Bank Sentral China.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot naik 1,7% ke level US$ 33,79 per ons.

“Jika perak berhasil menembus level US$ 33,30, ada peluang harga naik menuju US$ 34 per ons,” kata analis riset senior di FXTM Lukman Otunuga.

Sementara itu, Platinum meningkat 0,6% menjadi US$ 990,25 dan paladium bertambah 0,9% menjadi US$ 956,99.


sumber : investor.id