Harga Emas Ukir Rekor Tertinggi Dipicu Panasnya Pilpres AS dan Konflik di Timur Tengah
Harga emas meroket hingga kembali mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Selasa (29/10/2024). Pada saat berita ini dibuat (30/10/2024), Harga Emas sudah mencapai tertinggi di US$ 2775.51 per troy ounce. Hal itu dipicu memanasnya pemilu presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS) dan konflik di Timur Tengah. Ditambah lagi, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed sehingga daya tarik emas semakin meningkat sebagai aset safe haven.
Dikutip dari Reuters, Pilpres AS yang mempertemukan mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan Wakil Presiden Kamala Harris dari Partai Demokrat semakin menambah ketidakpastian di pasar. Di sisi lain, konflik di Timur Tengah terus memanas, dengan laporan dari Kementerian Kesehatan Gaza yang mencatat setidaknya 93 warga Palestina tewas atau hilang akibat serangan udara Israel di Gaza Utara.
Pelaku pasar menunggu rilis data ekonomi AS, seperti laporan pekerjaan ADP, pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, serta laporan payroll yang akan memberikan petunjuk arah kebijakan The Fed. Keputusan suku bunga berikutnya oleh The Fed dijadwalkan pada 7 November, dengan peluang 98% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.
“Emas diperkirakan akan tetap menguat dan bisa saja mendekati angka US$ 2.800 dalam beberapa hari mendatang, selama ketidakpastian Pilpres AS terus membebani sentimen pasar dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed tetap kuat,” ujar Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity Group.
Menurut survei Reuters, reli harga emas diprediksi akan berlanjut hingga 2025, didorong oleh kondisi suku bunga AS dan ketegangan geopolitik yang kian memperkuat daya tarik emas sebagai instrumen investasi.
Di India, pembeli tetap melakukan transaksi meskipun harga emas mencatat rekor tertinggi, seiring perayaan Dhanteras dan Diwali.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu harga perak spot melejit 1,9% menjadi US$ 34,32 per ons. Platinum turut melesat 1,6% menjadi US$ 1.049,10, sementara paladium naik tipis 0,2% menjadi US$ 1.221,00 setelah sempat mencapai level tertinggi dalam 10 bulan terakhir akibat kekhawatiran sanksi pada produsen utama, Rusia.
sumber : investor.id