Harga Emas Turun Tajam karena Tertekan Penguatan Dolar AS
Harga emas turun tajam pada perdagangan Senin (17/11/2025). Pelemahan itu karena tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS), serta meredanya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan depan.
Dikutip dari CNBC internasional, pelaku pasar kini menantikan rilis data ekonomi AS yang sempat tertunda akibat penutupan pemerintahan, dan diharapkan memberi petunjuk arah kebijakan suku bunga ke depan.
Harga emas spot jatuh 0,97% dan ditutup di US$ 4.045,53 per ons.
Penguatan indeks dolar membuat emas yang dihargakan dalam mata uang tersebut menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger mengatakan, pasar saat ini bergerak fluktuatif menjelang rilis sejumlah data ekonomi setelah pemerintah AS kembali dibuka.
“Ekspektasi pemangkasan suku bunga tambahan oleh The Fed mulai berkurang, dan itu mengurangi optimisme terhadap emas,” ujarnya.
Pekan ini, pelaku pasar akan mencermati data ketenagakerjaan AS untuk September yang akan dirilis pada Kamis (20/11/2025), serta risalah pertemuan terakhir The Fed pada Rabu (19/11/2025), ketika bank sentral menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. Di sisi lain, semakin banyak pejabat The Fed yang mempertahankan sikap hawkish jelang pertemuan Desember.
Menurut CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada Desember kini turun menjadi 45%, dari lebih dari 60% pada pekan lalu. Setidaknya empat pejabat The Fed, termasuk Gubernur Christopher Waller dan Presiden The Fed New York John Williams, dijadwalkan menyampaikan pandangan mereka pada hari ini.
Emas sebagai aset lindung nilai cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah karena tidak menawarkan imbal hasil.
Analis Scotiabank memprediksi harga emas mencapai US$ 3.800 per ons pada 2026, naik dari estimasi US$ 3.450 per ons tahun ini, seiring ketidakpastian ekonomi global dan proyeksi penurunan suku bunga riil di masa mendatang.
sumber : investor.id
