Harga Emas Turun, Imbas Aksi Ambil Untung
Harga emas jatuh pada Kamis (31/10/2024), setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Meski demikian, permintaan aset aman menjelang pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) membantu logam mulia ini mencatat kenaikan bulanan keempat secara berturut-turut.
Harga emas spot turun 1,4% menjadi US$ 2.731,63 per ons, setelah di awal sesi perdagangan sempat mencapai rekor tertinggi di US$ 2.790,13. Secara keseluruhan, harga emas menguat sekitar 4% sepanjang bulan ini.
“Kami memperkirakan akan ada lebih banyak konsolidasi. Banyak berita besar akan berdampak minggu depan, termasuk pilpres AS pada Selasa (5/11/2024) dan pertemuan The Fed pada Rabu (6/11/2024). Jadi, tidak mengherankan jika beberapa trader memilih untuk mengambil untung,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures dikutip dari CNBC internasional.
Pilpres AS semakin memanas dengan jajak pendapat menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump dan Wakil Presiden dari Partai Demokrat Kamala Harris.
Analis StoneX Rhona O’Connell mengatakan, ketegangan geopolitik dan ketidakpastian terkait hasil pilpres AS menjadi faktor utama yang meningkatkan permintaan emas, dengan pasar tetap berada dalam mode ‘beli saat harga turun’.
Selain itu, data terbaru AS menunjukkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) meningkat 0,2% pada September setelah sebelumnya tidak berubah di angka 0,1% pada Agustus. Ekonom memperkirakan inflasi PCE akan naik sebesar 0,2%.
Kini, investor menantikan laporan payroll pada Jumat (1/11/2024) serta peluang sebesar 95% dari pemangkasan suku bunga AS sebesar 0,25 poin pada minggu depan, yang akan memberikan keuntungan bagi emas yang tidak menghasilkan imbal hasil.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu harga perak spot ambles 3,4% menjadi US$ 32,65 per ons, tetapi mencatat kenaikan sekitar 5% sepanjang bulan ini. Platinum terkoreksi 1,5% di harga US$ 993,05, sementara paladium anjlok 3,4% di angka US$ 1.108,64, mencatatkan bulan terbaik sejak Januari 2022.
sumber : investor.id