Harga Emas Turun, Dipicu Penantian Kejelasan Tarif Baru AS

Harga emas dunia turun pada perdagangan Selasa (15/7/2025). Pelemaahan itu disebabkan pelaku pasar masih menanti kejelasan kebijakan tarif baru Amerika Serikat (AS). Sementara itu, laporan inflasi menunjukkan kenaikan harga konsumen AS yang sesuai ekspektasi.

Dikutip dari CNBC internasional, harga spot emas turun 0,5% dan ditutup di US$ 3.324,61 per ons.

Dolar AS juga naik 0,6%, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Saat ini, pasar masih terfokus pada isu tarif yang menahan pergerakan emas. Saya tetap optimistis terhadap prospek emas, meski pergerakannya masih dalam kisaran sempit sejak pertengahan Mei,” ujar wakil presiden dan ahli strategi logam di Zaner Metals Peter Grant.

Arah kebijakan tarif kembali jadi sorotan setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk hingga 30% untuk produk impor dari Uni Eropa dan Meksiko.

Dari sisi data ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,3% pada Juni 2025, sejalan dengan ekspektasi pasar, setelah hanya naik 0,1% pada Mei. Kenaikan ini merupakan yang terbesar sejak Januari.

Menanggapi data tersebut, Trump kembali mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga acuan. Dalam unggahannya di Truth Social, ia menyatakan bahwa rendahnya inflasi seharusnya menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk segera memangkas suku bunga.

Dari sisi data ekonomi, Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,3% pada Juni 2025, sejalan dengan ekspektasi pasar, setelah hanya naik 0,1% pada Mei. Kenaikan ini merupakan yang terbesar sejak Januari.

Menanggapi data tersebut, Trump kembali mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga acuan. Dalam unggahannya di Truth Social, ia menyatakan bahwa rendahnya inflasi seharusnya menjadi alasan kuat bagi The Fed untuk segera memangkas suku bunga.

Sebagai aset lindung nilai, emas biasanya mendapat dorongan saat terjadi ketidakpastian ekonomi atau geopolitik, serta saat suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil.

Di pasar logam lainnya, harga perak turun 0,9% ke US$ 37,79 per ons setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi sejak September 2011. “Sasaran berikutnya untuk perak di sisi atas ada di US$ 41,61 per ons. Saya yakin pasar akan melihat setiap koreksi sebagai peluang beli,” kata Grant.

Adapun platinum naik 0,6% menjadi US$ 1.371,49, dan palladium menguat 0,5% ke US$ 1.198,97 per ons.


sumber : investor.id