Harga Emas Turun di bawah $2.000, Spekulasi Pemotongan Suku Bunga Fed Lebih Awal Pudar
Harga emas turun di bawah level kunci di perdagangan Asia pada hari Senin (11/12) setelah data pasar tenaga kerja yang kuat membuat traders memikirkan kembali ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga lebih awal pada tahun 2024.
Harga emas spot turun di bawah level $2.000/oz, menandai reversal tajam dari rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu. Dolar yang tangguh dan tanda-tanda kekuatan dalam ekonomi AS menjadi beban utama logam mulia, akibat membaiknya sentimen risiko.
Emas spot turun 0,4% ke $1.996,24/oz, sementara emas berjangka yang akan jatuh tempo Februari turun 0,1% menjadi $2.012,75/oz pukul 11.19 WIB. Kedua instrumen ini diperdagangkan sekitar $150 di bawah rekor tertinggi yang dicapai minggu lalu.
Rapat Fed mendekat, pangkas bunga Maret diragukan
Traders juga mewaspadai emas sebelum rapat the Fed pekan ini, di mana bank sentral secara luas diperkirakan akan menahan suku bunga tetap rendah.
Tetapi prospek Fed untuk melonggarkan kebijakan moneter pada tahun 2024 akan sangat diawasi, utamanya karena data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS berjalan kuat.
Angka nonfarm payrolls hari Jumat melihat pasar tajam mengurangi ekspektasi pemotongan suku bunga paling cepat pada Maret 2024 – sebuah langkah yang memicu kerugian besar untuk emas.
Minat risiko juga meningkat setelah rilis tersebut, mengingat hal itu menandakan kekuatan yang cukup dalam ekonomi AS untuk kemungkinan terjadinya “soft landing”. Harga emas turun, sementara pasar saham menguat.
Selain the Fed, keputusan suku bunga dari Bank of England, European Central Bank dan Swiss National Bank akan diumumkan minggu ini. Ketiga bank tersebut kemungkinan besar akan memberikan sinyal suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Suku bunga yang lebih tinggi menekan harga emas dengan menaikkan biaya peluang berinvestasi di logam mulia yang tidak menawarkan imbal hasil.
Data inflasi AS untuk bulan November juga akan terbit pada minggu ini.
Tembaga turun, disinflasi China timbulkan khawatir permintaan
Di antara logam-logam industri, harga tembaga turun pada hari Senin mengikuti sinyal-sinyal ekonomi yang lemah dari negara importir utama China.
Tembaga untuk penyerahan Maret turun 0,6% menjadi $3,8087 per pon.
Data selama akhir pekan menunjukkan inflasi consumer price index/CPI China mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut di bulan November, sementara kontraksi inflasi producer price index/PPI semakin dalam menjadi empat belas bulan berturut-turut.
Angka-angka tersebut mengindikasikan bahwa negara importir tembaga terbesar di dunia ini berpotensi akan mengalami pelemahan ekonomi yang berkelanjutan dalam beberapa bulan mendatang, pasalnya belanja gagal meningkat kendati ada langkah-langkah dukungan likuiditas yang terus berlanjut dari Beijing.
Data inflasi yang lemah sebagian besar membayangi data terbaru yang menampilakn bahwa impor tembaga China tetap kuat di bulan November.