Harga Emas Terus Melesat, Sentuh Level $4.200

Harga emas dunia terus melesat, menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru di atas US$ 4.200 per troy ounce pada Rabu (15/10/2025) waktu setempat. Reli ini didorong oleh meningkatnya ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.

Dikutip dari Reuters, kenaikan tersebut juga ditopang meningkatnya kekhawatiran geopolitik yang membuat investor memburu aset safe haven seperti emas.

Harga emas ditutup melonjak 1,6% ke level US$ 4.208,04 per troy ounce, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 4.218,11.

“Harga emas sedang dalam tren kenaikan yang luar biasa dan tampaknya belum akan berhenti. Dengan tensi dagang AS-China yang kembali memanas dalam beberapa hari terakhir, investor semakin terdorong untuk melindungi portofolio saham mereka dengan beralih ke emas,” ujar analis pasar City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.

Sejak awal tahun, harga emas telah melonjak lebih dari 60%, didorong oleh kombinasi faktor seperti ketegangan geopolitik, ekspektasi penurunan suku bunga, pembelian emas oleh bank sentral, upaya dedolarisasi, serta derasnya aliran dana ke produk exchange traded fund (ETF) berbasis emas.

“Dengan level US$ 5.000 kini hanya berjarak sekitar US$ 800, saya tidak akan terkejut jika emas menembusnya suatu saat nanti,” tambah Razaqzada sembari mengingatkan potensi koreksi jangka pendek yang bisa memicu aksi profit taking sekaligus menarik kembali minat beli di level lebih rendah.

Nilai dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan pandangan yang lebih dovish, dengan menyebut pasar tenaga kerja AS masih berada dalam kondisi ‘low-hiring, low-firing’ atau perekrutan dan pemutusan kerja yang lemah.

Emas dikenal sebagai aset safe haven tradisional terhadap ketidakpastian dan inflasi, serta cenderung menguat di tengah suku bunga rendah karena tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi.

Pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 98% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada Oktober, dan satu kali lagi pada Desember yang sudah sepenuhnya diperhitungkan pasar.

Menambah sentimen positif emas, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Washington sedang mempertimbangkan untuk memutus sebagian hubungan dagang dengan China setelah kedua negara saling mengenakan biaya pelabuhan (port fees) sebagai bentuk balasan pada pekan ini.

Pasar juga memantau potensi dampak shutdown pemerintah AS yang menghentikan publikasi sejumlah data ekonomi resmi dan bisa mengaburkan pandangan kebijakan moneter ke depan.


sumber : investor.id