Harga Emas Terus Capai Rekor, Tembus Level $ 4.000

Harga emas dunia kembali mencatat sejarah. Untuk pertama kalinya, logam mulia itu menembus level psikologis US$ 4.000 per troy ounce dan mengukir rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) baru lagi pada perdagangan Rabu (8/10/2025) waktu Asia.

Dikutip dari Reuters, lonjakan ini didorong meningkatnya minat investor terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global, serta ekspektasi pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed.

Harga emas spot hari ini naik 0,55% ke posisi US$ 4.028,32 per ounce saat berita ditulis Pukul 13.35 WIB. Harga US$ 4.036,89 per ounce merupakan rekor tertinggi sepanjang masa baru. Sebelumnya, rekor tertinggi berada di level US$ 3.990,84 per ounce yang tercatat kemarin.

Sepanjang tahun ini, harga emas telah melesat 52% setelah sebelumnya naik 27% sepanjang 2024. Reli panjang ini mempertegas posisi emas sebagai aset safe haven di tengah gejolak global.

“Pasar kini menaruh keyakinan besar pada reli emas. Target berikutnya bisa saja di level US$ 5.000 per ounce, apalagi jika The Fed terus menurunkan suku bunga,” ujar analis logam independen, Tai Wong.

Wong menambahkan, meski mungkin ada ‘guncangan sementara’ seperti perdamaian di Timur Tengah atau Ukraina, faktor utama penguat harga emas, seperti utang global yang membengkak, diversifikasi cadangan devisa, dan pelemahan dolar AS, diperkirakan tetap bertahan dalam jangka menengah.

Reli harga emas kali ini didorong kombinasi faktor yang kuat, mulai dari ekspektasi pemangkasan suku bunga, ketidakpastian politik dan ekonomi global, pembelian besar oleh bank sentral, arus masuk ke reksa dana berbasis emas (ETF), hingga pelemahan dolar AS.

Krisis politik di beberapa negara turut memperkuat permintaan terhadap harga emas. Shutdown pemerintahan AS yang memasuki hari ketujuh telah menunda rilis sejumlah data ekonomi penting, membuat investor harus mengandalkan data sekunder untuk memperkirakan langkah The Fed selanjutnya.

Pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan The Fed bulan ini, disusul pemangkasan tambahan 25 basis poin pada Desember mendatang.

Selain itu, gejolak politik di Prancis dan Jepang turut mendorong peningkatan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.

“Sekarang muncul fenomena fear of missing out (FOMO), di mana investor tetap membeli emas meski harganya sudah tinggi. Ini semakin memperkuat reli,” kata analis UBS, Giovanni Staunovo.


sumber : investor.id