Harga Emas Tertekan Setelah Trump Tunda Tarif Impor Uni Eropa

Harga emas dunia tertekan pada perdagangan Senin (26/5/2025). Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan menunda penerapan tarif 50% terhadap impor dari Uni Eropa. Trump kini menetapkan batas waktu baru hingga 9 Juli 2025 untuk mencapai kesepakatan dagang, menggantikan tenggat awal 1 Juni 2025.
Harga emas hari ini terlihat turun 0,26% menjadi US$ 3.342,91 pada saat berita ini ditulis Pukul 13.20 WIB.
“Pasar merespons dengan rasa lega setelah ancaman tarif ditangguhkan. Hal ini menyebabkan tekanan pada harga emas,” ujar analis pasar keuangan dari Capital.com Kyle Rodda dikutip dari Reuters.
Meski demikian, Rodda menilai tren jangka menengah emas masih positif. Ketegangan perdagangan antara AS dan Uni Eropa serta aksi sejumlah bank sentral dunia yang beralih dari dolar ke emas dinilai akan terus mendukung permintaan terhadap logam mulia tersebut.
Sebelumnya, Trump sempat memicu lonjakan harga emas hingga lebih dari 2% ke level tertinggi dua pekan pada Jumat lalu. Lonjakan tersebut terjadi setelah ia mengusulkan tarif 50% terhadap barang-barang Uni Eropa dan mempertimbangkan tarif 25% untuk iPhone yang diproduksi di luar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS turun ke level terendah dalam hampir satu bulan terhadap mata uang utama lainnya. Dolar yang lebih lemah membuat harga emas dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli global.
Di sisi geopolitik, Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak invasi ke Ukraina dimulai, dengan menembakkan 367 drone dan rudal ke berbagai kota pada malam hari. Serangan ini menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut pejabat Ukraina.
Adapun data dari SPDR Gold Trust, dana yang didukung emas terbesar di dunia, mencatat penurunan kepemilikan sebesar 0,15% menjadi 922,46 ton pada Jumat, dari 923,89 ton sehari sebelumnya.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak stabil di US$ 33,46 per ons dan platinum turun 0,2% menjadi US$ 1.093. Sedangkan palladium malah naik 0,7% ke US$ 999,90 per ons.
sumber : investor.id