Harga Emas Tertahan di Bawah US$4.000, Pasar Tunggu Keputusan The Fed

Harga emas sempat menguat pada perdagangan Selasa pagi (28/10/2025). Namun, emas masih diselimuti tren bearish dan tertahan di bawah level psikologis US$ 4.000 yang merupakan terendah sejak pertengahan Oktober di tengah mencairnya tensi Amerika Serikat (AS) dan China terkait perang dagang. Kini investor menunggu keputusan suku bunga The Fed.

Harga emas hari ini terlihat turun 0,18% ke level US$ 3.955,65 per troy ons saat berita ditulis Pukul 13.25 WIB. Setelah kemarin harga emas ditutup melemah hingga 3%. Meski demikian, harga emas telah melonjak sebesar 51,73%. Sedangkan rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) berada di level US$ 4.381,18 yang dicatatkan pada 20 Oktober 2025 lalu.

Meredanya ketegangan geopolitik tersebut membuat investor beralih ke aset berisiko seperti saham dan mata uang berimbal hasil tinggi, sehingga menekan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Perkembangan positif dari hubungan dagang AS–China menjadi faktor utama yang menekan harga emas hari ini.

Secara teknikal, berdasarkan kombinasi candlestick dan indikator Moving Average, tren bearish pada harga emas masih menunjukkan penguatan yang cukup signifikan. Dalam jangka pendek, harga emas akan terus bergerak di bawah tekanan. Jika momentum bearish berlanjut, harga berpotensi turun hingga ke area US$ 3.950 sebagai level support berikutnya. Namun, apabila tekanan jual mulai mereda dan terjadi rebound teknikal, potensi koreksi terdekat berada di sekitar US$ 4.059. Level ini menjadi area kunci yang perlu diperhatikan trader intraday.

Sementara itu dari sisi fundamental, pelaku pasar kini menantikan keputusan The Fed yang dijadwalkan pada Rabu (29/10/2025) waktu setempat. Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai hampir 97%, menurut data CME FedWatch Tool. Suku bunga yang lebih rendah biasanya mendukung harga emas karena mengurangi biaya peluang dalam memegang aset tanpa imbal hasil seperti logam mulia. Jika The Fed benar-benar memangkas suku bunga, hal ini bisa membatasi pelemahan emas dalam jangka pendek.

Selain keputusan The Fed, perhatian investor juga tertuju pada pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping yang dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan pada hari Kamis (30/10), di sela-sela KTT Asia. Pertemuan tersebut diyakini menjadi momen penting dalam menentukan arah hubungan perdagangan kedua negara.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan menyebut bahwa kesepakatan dagang yang baru akan menghapus ancaman tarif 100% terhadap impor China yang sebelumnya direncanakan berlaku mulai 1 November 2025.

Meski sentimen global mulai positif, kondisi pasar emas tetap rentan terhadap fluktuasi. Indeks Dolar AS sempat turun tipis 0,07% ke level 98,84, sementara imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun turun satu basis poin ke 3,997%. Penurunan imbal hasil riil AS yang berkorelasi negatif dengan harga emas turut memberikan sedikit dukungan bagi harga logam kuning tersebut.

Secara keseluruhan, tren bearish emas masih dominan, meskipun peluang koreksi teknikal tetap terbuka menjelang keputusan kebijakan The Fed. Dalam kondisi seperti ini, investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan menunggu konfirmasi sinyal reversal sebelum mengambil posisi beli.

Selama emas masih bergerak di bawah area US$ 4.000 per troy ons, tekanan turun masih lebih kuat dibandingkan peluang rebound.


sumber : investor.id