Harga Emas Tergelincir, Pelaku Pasar Tunggu Hasil Perundingan AS-China

Harga emas tergelincir pada perdagangan Selasa (10/6/2025). Hal itu seiring pelaku pasar yang masih menunggu hasil pembicaraan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hasil dari negosiasi ini berpotensi meredakan ketegangan dagang dan mendongkrak ekonomi global, yang pada akhirnya mengurangi minat terhadap aset safe haven seperti emas.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas di pasar spot tercatat turun 0,1% dan ditutup menjadi US$ 3.322,36 per ons.
Tekanan tambahan datang dari penguatan dolar AS. Indeks dolar naik 0,2% terhadap sejumlah mata uang utama dunia, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
“Beberapa sesi terakhir, harga emas memang terkoreksi dari level tertinggi sebelumnya. Ini terutama disebabkan oleh meningkatnya optimisme pasar terhadap hasil perundingan antara AS dengan China, serta Inggris dengan Rusia,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebutkan, negosiasi dengan China berjalan positif dan diperkirakan berlangsung sepanjang hari di London. Pertemuan ini merupakan hari kedua pembahasan yang fokus pada pengendalian ekspor,isu yang dikhawatirkan bisa memicu ketegangan baru antara dua negara adidaya tersebut.
Kesepakatan dagang antara AS dan China dapat mengurangi daya tarik emas sebagai aset lindung nilai, mengingat emas biasanya bersinar saat terjadi ketidakpastian geopolitik dan ekonomi.
“Investor masih menunggu koreksi harga yang lebih dalam, mungkin di kisaran US$ 3.100 per ons. Untuk saat ini, pasar masih wait and see terhadap hasil negosiasi AS-China,” kata analis pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn.
Selain perkembangan negosiasi, para investor juga tengah menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS yang dijadwalkan pada Rabu (11/6/2025), karena dapat memberi sinyal arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Sementara itu, logam mulia lainnya juga melemah, harga perak turun 0,5% menjadi US$36,53 per ons. Harga platinum melemah 0,5% ke US$1.213,08 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak Mei 2021. Harga paladium tergerus 1,2% ke level US$1.061,85 per ons.
“Kenaikan harga platinum didukung oleh kombinasi kekhawatiran pasokan, minat spekulatif, serta penguatan pasar logam mulia secara umum,” ujar pedagang logam mulia dari Heraeus Metals Jerman Alexander Zumpfe.
Namun, lanjut Zumpfe, paladium masih tertinggal karena basis permintaannya yang lebih sempit dan daya tarik investasinya yang relatif lemah.
sumber : investor.id