Harga Emas Tembus Rekor Tertinggi Imbas Memanasnya Perang Dagang AS-China

Harga emas melonjak hampir 3% dan menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Kamis (10/4/2025). Hal itu imbas dari memanasnya ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, ditambah lagi pelemahan nilai tukar dolar AS.

Harga emas spot melejit 2,8% dan ditutup di US$ 3.175,35 per ons, setelah sempat menyentuh rekor level tertinggi di level US$ 3.176,12 di awal perdagangan. Sedangkan rekor tertinggi sebelumnya berada di level US$ 3.167,54 yang dicetak pada 3 April 2025 lalu.

Ini merupakan rekor tertinggi harga emas ke-22 sepanjang 2025. Harga emas telah naik 8,9% sepanjang bulan ini, dan melesat lebih dari 35% di tahun ini.

Dikutip dari CNBC internasional, kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan akan menurunkan sementara tarif bea masuk untuk sejumlah negara mitra. Namun secara drastis menaikkan tarif terhadap produk China dari 104% menjadi 125%.

“Emas kembali menunjukkan daya tariknya sebagai aset safe haven dan kembali berada di jalur penguatan menuju rekor-rekor baru,” ujar Analis Pasar Senior di Tradu.com Nikos Tzabouras.

Meski demikian, lanjutnya, prospek kesepakatan dagang dengan mitra perdagangan lain bisa menjadi risiko bagi reli harga emas, karena berpotensi menekan permintaan terhadap logam mulia tersebut. Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang menipis juga bisa menguatkan dolar dan menjadi hambatan bagi emas.

Sementara itu, indeks dolar tercatat melemah lebih dari 1% terhadap sejumlah mata uang utama, sehingga membuat emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Data ekonomi yang dirilis Kamis menunjukkan bahwa harga konsumen AS secara tak terduga turun pada Maret. Namun, risiko inflasi masih membayangi setelah Trump memperkeras sikapnya terhadap tarif impor dari China.

Pasca rilis data tersebut, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada Juni dan berpotensi menurunkan suku bunga kebijakan hingga 100 basis poin sebelum akhir tahun.

“Kami melihat bank sentral terus membeli emas. Selama arus dana terus mengalir ke ETF emas dan ketidakpastian kebijakan moneter tetap tinggi, maka akan ada banyak faktor pendukung bagi emas,” kata Chief Operating Officer di Allegiance Gold Alex Ebkarian.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot malah turun 0,6% ke US$ 30,84 per ons. Sementara platinum juga melemah 0,7% ke US$ 931,78 dan paladium terkoreksi 1,6% ke posisi US$ 916.


sumber : investor.id