Harga Emas Tembus Rekor Lagi di Tengah Ketegangan Perang Dagang AS-China

Harga emas menguat pada Jumat (7/2/2025), menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Dengan demikian, mencatatkan kenaikan selama enam pekan berturut-turut.

Dikutip dari Reuters, ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin meningkat, mendorong investor beralih ke aset safe haven seperti emas.

Harga emas spot naik 0,2% dan ditutup ke level US$ 2.860,54 per ons, mencatatkan kenaikan lebih dari 2% dalam sepekan. Di tengah perdagangan, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 2.886,60 per ons.

“Fokus utama pasar emas saat ini adalah ketidakpastian terkait kebijakan tarif yang diterapkan Presiden AS Donald Trump,” kata Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger.

Pekan ini, Trump memulai perang dagang dengan menindaklanjuti ancamannya untuk mengenakan tarif baru terhadap China. Namun, ia memberikan pengecualian sementara selama satu bulan bagi Meksiko dan Kanada. Emas sering kali menjadi pilihan investasi aman di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.

Selain itu, Wakil Presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, harga emas juga didukung oleh peningkatan cadangan emas Bank Sentral China serta kebijakan baru yang mengizinkan dana asuransi di China berinvestasi dalam emas.

Di sisi lain, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut menambahkan 143 ribu lapangan pekerjaan pada Januari, lebih rendah dari ekspektasi ekonom yang memproyeksikan kenaikan 170 ribu pekerjaan. Tingkat pengangguran bertahan di 4%, sedikit lebih baik dari perkiraan 4,1%.

Pertumbuhan upah dan perlambatan penciptaan lapangan kerja menjadi tantangan bagi The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Kepala strategi komoditas TD Securities Bart Melek mengatakan, situasi ini menciptakan tantangan tersendiri bagi The Fed dalam mengambil keputusan.

Presiden The Fed Chicago Austan Goolsbee menambahkan, ekonomi yang kuat dengan tingkat pengangguran rendah serta inflasi yang mulai mereda seharusnya memungkinkan The Fed untuk memangkas suku bunga. Namun, ketidakpastian akibat perang tarif tetap menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.

Sementara itu, harga perak turun 0,8% ke US$ 31,94 per ons, platinum melemah 0,3% ke US$ 982,50 per ons, dan palladium turun 0,7% ke US$ 971,62 per ons. Secara mingguan, perak dan platinum masih mencatatkan kenaikan, sedangkan palladium mengalami penurunan 3,7%.


sumber : investor.id