Harga Emas Sentuh $2700 Lagi, Lanjut Naik atau Malah Turun ?
Harga emas melonjak hingga menembus US$ 2.700 per ons pada Jumat (22/11/2024), menandai pekan terbaik dalam hampir dua tahun terakhir. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik yang memanas.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot melonjak 1,5% ke level US$ 2.711,25 per ons, tertinggi sejak 6 November 2024 lalu.
Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian menyatakan, eskalasi konflik Rusia-Ukraina yang semakin menyeret keterlibatan Amerika Serikat menjadi faktor utama yang mendorong daya tarik emas sebagai aset aman.
“Konflik yang meluas ini jelas meningkatkan permintaan emas dalam jangka pendek,” ungkapnya.
Sepanjang pekan ini, harga emas telah mencatat kenaikan lebih dari 5,7%, menjadikannya performa mingguan terbaik sejak Maret 2023. Saat itu, krisis perbankan global mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman.
Krisis konflik Rusia-Ukraina menjadi pendorong utama lonjakan harga emas, yang naik lebih dari US$ 170 dari level terendah dua bulan di US$ 2.536,64 pada Kamis pekan lalu.
Emas, yang dikenal bersinar di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik, kembali menunjukkan daya tariknya meskipun dolar AS mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir.
Di sisi lain, peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Desember terus menurun. Kemungkinan pemangkasan suku bunga kini berada di angka 53%, anjlok dari 82,5% pada pekan sebelumnya. Beberapa pejabat The Fed mengungkapkan kekhawatiran bahwa progres inflasi mungkin melambat, menandakan kehati-hatian dalam kebijakan moneter.
Ebkarian memprediksi, harga emas dapat menguji level US$ 2.750 pada pertengahan Desember. Terutama jika risiko inflasi terus meningkat akibat kebijakan tarif perdagangan yang diusulkan Presiden AS terpilih, Donald Trump.
Selain emas, logam mulia lainnya juga mencatatkan kinerja positif. Harga perak spot naik 1,5% ke US$ 31,24 per ons, sementara platinum menguat 0,6% ke US$ 964,36 per ons. Sebaliknya, palladium melemah 1,4% ke US$ 1.015,00 per ons.
Analis Commerzbank mencatat, platinum memiliki prospek yang kuat ke depan. “Kami memperkirakan harga platinum akan naik signifikan, mengingat pasar kemungkinan besar akan mengalami defisit untuk tahun ketiga berturut-turut pada 2025,” tulis laporan tersebut.
sumber : investor.id