Harga Emas Rontok, Catatkan Penurunan Mingguan Terbesar
Harga emas rontok pada Jumat (8/11/2024), mencatatkan penurunan mingguan terbesar dalam lebih dari lima bulan terakhir. Hal itu dipicu oleh penguatan dolar AS dan dampak kemenangan Donald Trump yang mempengaruhi ekspektasi suku bunga AS.
Dikutip dari Reuters, harga emas di pasar spot turun 0,8% menjadi US$ 2.680,14 per ons, dengan penurunan mingguan sebesar 1,8%.
Indeks dolar mengalami kenaikan sebesar 0,6% sepanjang pekan ini.
Chief Operating Officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan, bulan lalu, risiko ketidakpastian pemilu cukup besar, tetapi kali ini hasilnya terlihat sangat jelas bagi Gedung Putih. “Sejumlah aset berisiko mulai diuntungkan karena implikasi kebijakan ke depan, sehingga banyak dana yang keluar dari logam mulia menuju alternatif investasi lainnya,” ungkapnya.
Pada Kamis (7/11/2024), The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi memberikan sinyal pendekatan hati-hati untuk pemangkasan berikutnya. Kemenangan Trump memperkuat spekulasi bahwa The Fed mungkin akan memperlambat laju pemangkasan suku bunga, mengingat kebijakan tarif yang sering diusung mantan presiden tersebut.
Namun, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa hasil pemilu tidak akan berdampak pada kebijakan moneter dalam waktu dekat.
Walaupun emas dikenal sebagai lindung nilai terhadap inflasi, kenaikan suku bunga mengurangi daya tarik logam mulia ini yang tidak memberikan imbal hasil.
Kepala Analis Pasar Exinity Group Han Tan menyebutkan, jika peluang penurunan suku bunga The Fed sebelum Natal tetap ada, ini dapat membantu menjaga harga emas di atas level psikologis US$ 2.700 per ons.
Di pasar fisik, permintaan emas di India melemah, sementara di Jepang dan Singapura terlihat adanya sedikit pembelian.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak anjlok 2,4% ke US$ 31,22 per ons, platinum jatuh 2,9% ke US$ 968,04, dan paladium ambles 3,5% ke US$ 988,8 per ons, dengan ketiga logam tersebut mencatat penurunan mingguan.
sumber : investor.id