Harga Emas Rekor Lagi, Seiring Berlanjutnya Konflik di Timur Tengah

Emas (XAUUSD) terus naik setelah penurunan singkat untuk diperdagangkan sekali lagi di $2.753 pada awal sesi Eropa hari Rabu. Logam kuning menguat karena meningkatnya permintaan safe haven karena intensifnya konflik di Timur Tengah, meskipun telah memperlambat lajunya saat sell-off obligasi di seluruh dunia karena revisi prospek suku bunga global.

Dari sebelumnya memprakirakan suku bunga turun tajam, para investor sekarang melihat kecondongan yang lebih landai karena data AS yang kuat secara tak terduga menghilangkan kemungkinan penurunan suku bunga dosis ganda 50 basis poin (bp) (0,50%) oleh Federal Reserve (The Fed). Hal ini, pada gilirannya, mengurangi daya tarik Emas sebagai aset yang tidak membayar bunga.

Emas dapat terus bersinar saat para anggota blok BRICS bertemu dalam pertemuan tahunan mereka di Rusia. Dengan agenda de-dolarisasi, mata uang baru yang didukung Emas untuk digunakan oleh BRICS kemungkinan akan berada di urutan teratas daftar opsi, yang mengarah ke kemungkinan kenaikan lebih lanjut dalam logam mulia, menurut James Hyerczyk dari FXEmpire.

Emas Naik karena Arus Masuk Safe Haven
Emas menguat karena permintaan investor terhadap aset safe haven meningkat akibat konflik yang memburuk di Timur Tengah. Meskipun Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken telah berkunjung ke wilayah tersebut untuk kesebelas kalinya sejak dimulainya konflik, kesepakatan gencatan senjata tampaknya masih sulit dicapai.

Pada Selasa pagi, Hizbullah mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan roket ke dua pangkalan di dekat Tel Aviv dan satu pangkalan di dekat Haifa. Ini menyusul serangkaian serangan udara Israel di Lebanon selatan dan Beirut. Dalam satu serangan Israel di dekat Rumah Sakit Hariri di Beirut, jumlah korban tewas dikatakan telah meningkat menjadi 13, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, seperti dilansir Reuters.

Pada hari Senin, Israel meningkatkan pembomannya di Beirut dengan menghancurkan beberapa target ekonomi dalam upaya untuk menghancurkan bank yang menyediakan pendanaan bagi Hizbullah.

Serangan balasan Israel yang sudah diprakirakan terhadap Iran juga kembali terjadi setelah pesawat nirawak Iran menembus sistem pertahanan udara Israel dan meledak di dekat kediaman pribadi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu selama akhir pekan.


sumber : fxstreet