Harga Emas Ngegas, Perak Sentuh Level Tertinggi Sepanjang Masa

Harga emas dunia ngegas pada perdagangan Rabu (17/12/2025), didorong kembali menguatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed setelah muncul sinyal pelemahan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Reuters, meningkatnya ketegangan geopolitik antara AS dan Venezuela turut memperkuat permintaan aset lindung nilai (safe haven).

Harga emas spot terlihat melonjak 0,92% dan ditutup di level US$ 4.338,18 per ons, setelah sempat menguat lebih dari 1% pada awal sesi perdagangan.

Data ketenagakerjaan AS terbaru menunjukkan sinyal campuran. Pada November, jumlah lapangan kerja bertambah 64.000, lebih tinggi dari perkiraan, namun tingkat pengangguran justru naik ke 4,6%, tertinggi sejak September 2021.

Kondisi ini memperkuat spekulasi bahwa The Fed akan kembali melonggarkan kebijakan moneternya. Pelemahan pasar tenaga kerja meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga, yang secara historis menguntungkan aset tanpa imbal hasil seperti emas.

CEO dan manajer aset DHF Capital SA Bas Kooijman mengatakan, pasar masih melihat ruang pelonggaran moneter pada tahun depan. “Pasar terus memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga dua kali pada paruh awal 2026. Hal ini berpotensi terus menopang harga emas,” ujarnya.

Pekan lalu, The Fed telah memangkas suku bunga acuannya untuk ketiga kalinya tahun ini sebesar 25 basis poin. Investor kini memperhitungkan dua kali pemangkasan tambahan masing-masing 25 basis poin pada 2026.

Pelaku pasar juga mencermati rilis data inflasi AS, yakni Indeks Harga Konsumen (CPI) November yang dijadwalkan keluar Kamis, serta indeks Personal Consumption Expenditures (PCE) pada Jumat, yang akan menjadi petunjuk arah kebijakan moneter selanjutnya.

Selain faktor moneter, tensi geopolitik ikut mengerek minat terhadap emas. Presiden AS Donald Trump memerintahkan pemblokiran seluruh kapal tanker minyak yang terkena sanksi dan keluar-masuk Venezuela, sebagai langkah terbaru Washington untuk meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Di tengah reli emas, pergerakan logam mulia lainnya juga mencuri perhatian. Harga perak melonjak hampir 4,38% dan ditutup di level US$ 66,19 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time hiigh/ATH) di US$ 66,87 per ons. Sepanjang tahun ini, harga perak telah melesat 129%, melampaui kenaikan emas yang tercatat sekitar 65%.

Analis Marex Edward Meir menilai, perak kini menjadi motor utama penguatan logam mulia. “Perak menarik emas ikut naik. Terjadi rotasi dana dari emas ke perak, platinum, dan paladium. Target logis berikutnya untuk perak dalam jangka pendek adalah US$ 70 per ons,” ujarnya.


sumber : investor.id