Harga Emas Naik Tipis, Seiring Melemahnya Dolar AS
Harga emas dunia naik tipis pada Kamis (6/11/2025). Pengguatan itu seiring melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah kekhawatiran atas berlarutnya shutdown pemerintah, serta ketidakpastian hukum terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Harga emas spot naik tipis 0,08% dan ditutup di US$ 3.976,89 per ons.
Indeks dolar AS turun 0,5% setelah sehari sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Pelemahan dolar ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pembeli di luar negeri.
“Dengan adanya shutdown pemerintah AS dan keraguan hakim Mahkamah Agung terhadap legalitas kebijakan tarif luas Presiden Trump, kita melihat kebangkitan kembali minat terhadap aset aman seperti emas,” ujar Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant.
Grant menambahkan, harga emas berpotensi menutup tahun dengan performa cukup solid. “Target harga akhir tahun di kisaran US$ 4.300 hingga US$ 4.400 per ons masih cukup masuk akal,” katanya.
Sementara itu, The Fed pekan lalu memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini. Pasar memperkirakan peluang sebesar 72% bahwa The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Desember mendatang.
Namun, Presiden Fed Bank of Cleveland Beth Hammack menyebut, inflasi yang masih tinggi menjadi alasan untuk berhati-hati terhadap kemungkinan pemangkasan lanjutan.
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai di masa ketidakpastian ekonomi. Logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil ini juga cenderung diuntungkan dalam kondisi suku bunga rendah.
Para pelaku pasar kini berhati-hati menunggu dampak lanjutan dari kebijakan perdagangan Trump serta risiko ekonomi akibat shutdown pemerintah AS yang berkepanjangan.
“Menurut kami, kecil kemungkinan emas akan terus bergerak di kisaran US$ 4.000 per ons. Dukungan utama ke depan kemungkinan besar akan datang dari pembelian emas oleh bank-bank sentral,” tulis lembaga riset SP Angel dalam catatannya.
sumber : investor.id