Harga Emas Naik Tipis, Ditopang Pelemahan Dolar dan Imbal Hasil AS
Harga emas mencatat kenaikan tipis pada Selasa (3/12/2024). Ditopang oleh pelemahan dolar dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Namun, rilis laporan tenaga kerja AS yang kuat membatasi kenaikan tersebut. Di tengah pasar menyoroti data ekonomi tambahan lainnya yang dapat memberikan gambaran mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed.
Harga emas spot ditutup naik 0,1% menjadi US$ 2.643,82 per ons. Di awal sesi, harga sempat naik hingga 0,7% sebelum data lowongan kerja AS (JOLTS) dirilis.
Analis komoditas TD Securities Daniel Ghali mengatakan, kenaikan harga emas sedikit terpangkas setelah data JOLTS menunjukkan rebound di pasar tenaga kerja AS. “Data ini mengurangi kekhawatiran akan perlambatan signifikan di pasar tenaga kerja menjelang laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis Jumat mendatang,” ujarnya dikutip dari CNBC internasional.
Laporan tenaga kerja yang kuat bisa mendorong The Fed untuk lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga. Kini, fokus investor tertuju pada laporan ketenagakerjaan ADP dan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Rabu (4/12/2024), sebelum laporan payrolls dirilis akhir pekan ini.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang sebesar 69% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.
Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan. Sedangkan dolar AS melemah 0,2%. Kondisi ini memberikan dukungan bagi harga emas.
Analis dari JPMorgan dan HSBC menyoroti peran emas sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik. Mereka mencatat bahwa meningkatnya ketegangan global dan konflik telah meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Selain itu, kebijakan Presiden terpilih AS Donald Trump diperkirakan dapat memperburuk risiko geopolitik, yang kemungkinan akan mendukung harga emas menjelang 2025. JPMorgan memprediksi harga emas bisa mencapai US$ 3.000 per ons pada 2025, dengan meningkatnya permintaan fisik dan posisi pasar yang lebih stabil.
“Penurunan harga emas pasca-pemilu lebih disebabkan oleh faktor teknis, bukan perubahan fundamental,” ungkap JPMorgan dalam analisanya.
Selain emas, harga spot perak naik 1,2% menjadi US$ 30,89 per ons. Platinum juga mencatat kenaikan 0,9% menjadi US$ 955,25 per ons, sementara paladium turun 0,8% ke US$ 973,50 per ons.
sumber : investor.id