Harga Emas Naik Tajam, Didorong Kekhawatiran Ketidakpastian Perdagangan Global

Harga emas naik tajam ke level tertinggi dalam lima pekan pada perdagangan Selasa (22/7/2025). Kenaikan itu didorong kekhawatiran pasar atas ketidakpastian perdagangan global dan pelemahan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Reuters, investor juga terus mencermati tenggat waktu tarif baru dari Presiden AS Donald Trump yang dijadwalkan pada 1 Agustus 2025 mendatang.

Harga emas naik 1,01% dan ditutup di US$ 3.431,48 per ons, tertinggi sejak 16 Juni 2025.

Penurunan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun ke level terendah dalam dua pekan turut memperkuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai karena tidak memberikan imbal hasil.

“Ketidakpastian perdagangan mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. AS sedang menggarap sejumlah kesepakatan dagang, tapi belum ada kemajuan nyata, terutama dengan Uni Eropa,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyatakan, akan bertemu dengan mitranya dari China pekan depan. Ia juga menyebutkan kemungkinan perpanjangan tenggat tarif hingga 12 Agustus 2025 serta mengisyaratkan AS akan mengumumkan serangkaian kesepakatan dagang baru dengan sejumlah negara.

Sementara itu, diplomat Uni Eropa mengindikasikan potensi langkah balasan yang lebih luas terhadap AS, menyusul makin redupnya peluang tercapainya kesepakatan perdagangan.

Analis komoditas Reliance Securities Jigar Trivedi memprediksi harga emas masih cenderung bullish. “Level resistensi kuat ada di kisaran US$ 3.420, sementara support berada di sekitar US$ 3.350,” jelasnya.

Para pelaku pasar juga mulai bersiap menjelang pertemuan The Fed pekan depan. Meski suku bunga diperkirakan tetap, ada ekspektasi pemangkasan suku bunga pada Oktober mendatang. Kondisi suku bunga rendah biasanya mendukung harga emas.

Di sisi lain, Bessent menyatakan tidak ada urgensi bagi Ketua The Fed Jerome Powell untuk mengundurkan diri, sehari setelah menyerukan evaluasi terhadap independensi bank sentral tersebut. Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman menegaskan, pentingnya menjaga independensi The Fed di tengah tekanan dari Trump untuk memangkas suku bunga.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak naik 0,6% ke level US$ 39,16 per ons dan palladium menguat 1,4% ke US$ 1.282,82. Sedangkan platinum malah melemah 0,5% ke US$ 1.431,64.


sumber : investor.id