Harga Emas Naik, Rally Selama Tiga Hari Berturut-turut

Harga emas naik untuk hari ketiga berturut-turut dan mencapai level tertinggi dalam sepekan pada Rabu (21/5/2025). Kenaikan itu didorong oleh melemahnya dolar AS dan meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas di pasar spot naik 0,7% ditutup menjadi US$3.315,03 per ons.
Penguatan harga emas terjadi seiring dengan pelemahan dolar AS sebesar 0,6% terhadap sejumlah mata uang utama lainnya. Kondisi ini membuat emas menjadi lebih murah bagi investor yang menggunakan mata uang selain dolar.
Sementara itu, indeks saham utama Wall Street melemah dan imbal hasil obligasi pemerintah naik, seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap pembahasan rancangan pemotongan pajak Presiden AS Donald Trump yang dinilai dapat memperburuk utang nasional.
“Kondisi pasar saat ini berada dalam fase tunggu, di tengah ketidakpastian arah kebijakan perdagangan dan tarif. Investor masih menanti sinyal baru,” ujar Daniel Pavilonis, analis senior pasar di RJO Futures.
Survei terbaru Reuters menunjukkan bahwa prospek ekonomi AS tetap lemah, meskipun ketegangan perang dagang dengan China sempat mereda.
Di sisi lain, laporan CNN menyebutkan bahwa Israel tengah bersiap melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, meski pemerintah AS sedang dalam proses negosiasi dengan Teheran terkait program pengayaan uranium.
Emas dikenal sebagai instrumen investasi yang aman di tengah gejolak ekonomi dan ketegangan geopolitik. Bulan lalu, harga emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 3.499,84 per ons.
“Kami memperkirakan penurunan harga emas baru-baru ini akan menarik kembali minat investor, mengingat ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik masih akan berlanjut,” tulis ANZ dalam catatannya.
Sementara itu, harga perak naik 0,8% ke level US$ 33,32 per ons. Hal serupa juga terjadi pada Platinum yang melonjak 1,4% menjadi US$ 1.068,16, tertinggi sejak Mei 2024. Palladium juga naik 0,8% ke US$ 1.021,40, level tertinggi dalam lebih dari enam bulan terakhir.
Analis pasar dari City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mengatakan, lonjakan harga platinum dipicu oleh peningkatan impor China yang mencapai level tertinggi dalam setahun, di tengah berkurangnya pasokan global. Adapun harga palladium menguat seiring meredanya kekhawatiran terhadap permintaan pasar.
sumber : investor.id