Harga Emas Naik, Didorong Data Inflasi AS yang Lebih Rendah

Harga emas dunia naik mendekati rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada Rabu (10/9/2025). Kenaikan itu didorong ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan pekan depan. Harapan itu menguat setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.

Harga emas spot naik 0,39% dan ditutup di US$ 3.640,56 per ons, setelah sehari sebelumnya mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 3.674,56.

Dikutip dari Reuters, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan, indeks harga produsen (PPI) secara mengejutkan turun pada Agustus, terutama akibat penurunan biaya jasa.

“Jika data ekonomi AS kembali menunjukkan pelemahan, pasar akan semakin yakin bahwa The Fed bisa memangkas suku bunga lebih dari dua kali sebelum akhir tahun,” ujar analis pasar di City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada.

Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian politik, ekonomi, dan inflasi, emas cenderung menguat di tengah era suku bunga rendah. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak lebih dari 39%.

Berdasarkan data CME FedWatch Tool, pasar saat ini memperkirakan peluang 90% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 16-17 September, meski masih ada peluang kecil pemangkasan lebih agresif.

Keyakinan pasar terhadap kebijakan longgar The Fed juga didukung laporan ketenagakerjaan pekan lalu yang menunjukkan pelemahan pasar tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja bahkan merevisi turun data pertumbuhan pekerjaan hingga Maret, menandakan perlambatan sudah terjadi sebelum kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump.

Di sisi lain, dinamika politik turut mewarnai pasar. Seorang hakim federal pada Selasa (9/9/2025) memblokir sementara upaya Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook. Langkah itu menjadi kemunduran awal bagi Gedung Putih dalam perselisihan hukum yang berpotensi mengancam independensi bank sentral AS.

Fokus investor kini tertuju pada rilis data indeks harga konsumen (CPI) yang akan diumumkan Kamis (11/9/2025), yang dianggap krusial dalam menentukan arah kebijakan The Fed selanjutnya.

“Level US$ 3.750 kini menjadi resistance penting. Jika emas mampu konsolidasi di atas level itu, harga berpotensi menembus US$ 3.900 pada akhir tahun,” kata analis senior ActivTrades Ricardo Evangelista.


sumber : investor.id