Harga Emas Merosot Terdampak Seruan Trump soal Suku Bunga

Harga emas merosot pada Kamis (23/1/2025). Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan untuk memangkas suku bunga. Kini, pelaku pasar tengah mencermati dampak lebih luas dari kebijakan yang akan diambil oleh Trump.

Harga emas spot ditutup turun tipis 0,09% menjadi US$ 2.754,48 per ons. Sebelumnya, harga emas sempat menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan pada Rabu (22/1/2025), hanya terpaut US$ 26,72 dari rekor sepanjang masa di US$ 2.790,13 yang dicapai pada Oktober lalu.

Dikutip dari Reuters, pada Forum Ekonomi Dunia, Trump menegaskan komitmennya untuk menurunkan inflasi dan berencana mendorong pemangkasan suku bunga segera. Ia juga mendesak negara-negara lain untuk mengambil langkah serupa guna menghadapi tantangan ekonomi global.

Lingkungan suku bunga rendah biasanya menguntungkan bagi emas, yang tidak menghasilkan imbal hasil.

Namun, berdasarkan alat prediksi FedWatch CME Group, pelaku pasar melihat peluang sebesar 99,5% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan 28-29 Januari mendatang.

Penurunan harga emas tertahan oleh ketidakpastian terkait kebijakan tarif Trump yang terus berlanjut. Setelah ia menyatakan tarif baru terhadap impor dari Kanada, Meksiko, China, dan Uni Eropa dapat diumumkan pada 1 Februari 2025.

Ketidakjelasan kebijakan ini mendorong para investor untuk beralih ke aset safe haven seperti emas guna melindungi diri dari volatilitas pasar.

“Saat ini ada begitu banyak ketidakpastian, dan saya rasa emas kemungkinan akan bertahan di level ini sementara pasar lainnya menunggu kejelasan terkait kebijakan yang akan diterapkan,” tambah Pavilonis.

Tak hanya emas, harga perak spot juga turun sebesar 1,1% menjadi US$ 30,45 per ons dan platinum melemah 0,2% menjadi US$ 943,84 per ons.

Sedangkan harga paladium naik 1,3% menjadi US$ 990,31 per ons. Hal itu terkait ancaman Trump yang akan memberlakukan pajak, tarif, dan sanksi terhadap Rusia dan negara lainnya jika kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina tidak segera tercapai.

Rusia merupakan produsen paladium terbesar di dunia dan pemasok utama logam tersebut ke AS.


sumber : investor.id