Harga Emas Merosot, Setelah Sentuh Level Tertinggi Tiga Pekan

Harga emas dunia turun pada perdagangan Senin (14/7/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam tiga pekan. Fokus pelaku pasar kini tertuju pada data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan perkembangan negosiasi dagang.

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot turun 0,3% dan ditutup di US$ 3.343,22 per ons, setelah sebelumnya menyentuh titik tertinggi sejak 23 Juni 2025.

Kondisi ini terjadi seiring penguatan nilai dolar AS yang mendekati level tertinggi dalam tiga pekan, sehingga membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

“Setelah kenaikan harga yang signifikan, kini pasar emas mengalami aksi ambil untung. Namun, secara umum, minat beli masih cukup kuat,” kata Kepala Strategi Komoditas TD Securities Bart Melek.

Di sisi lain, tensi dagang kembali meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif 30% atas sebagian besar impor dari Uni Eropa dan Meksiko mulai bulan depan. Ancaman tarif juga diarahkan ke negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan.

Pasar kini menantikan rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) pada Selasa dan Indeks Harga Produsen (PPI) pada Rabu, untuk mencari petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed.

“Pernyataan Trump yang terus mendorong suku bunga rendah sebetulnya mendukung penguatan emas dalam jangka menengah,” tambah Melek.

Di tengah lingkungan suku bunga rendah, emas sebagai aset tanpa imbal hasil menjadi lebih menarik bagi investor.

Sementara itu, harga perak sempat menyentuh US$ 38,12 per ons, merupakan level tertinggi sejak September 2011, sebelum terkoreksi 0,6%.

“Fundamental perak cukup solid. Pasokannya defisit dan permintaan dari sektor energi surya (solar panel) masih tinggi,” ujar Strategi Komoditas di WisdomTree Nitesh Shah.

Shah menambahkan, kinerja perak kini mulai mengejar emas, dengan rasio harga emas terhadap perak mendekati level 86.

Adapun platinum turun 2,8% ke US$ 1.360,91, dan palladium merosot 2,2% ke US$ 1.187,95, setelah sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan bulan sebelumnya.


sumber : investor.id