Harga Emas Meroket, Tandai Kenaikan Empat Bulan Beruntun
Harga emas kembali meroket pada perdagangan Jumat (28/11/2025) dan mendekati level tertinggi dalam dua pekan. Optimisme pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga bulan depan mendorong permintaan terhadap aset safe haven tersebut hingga mencetak kenaikan empat bulan beruntun.
Harga emas spot ditutup melonjak 1,47% dan ditutup di US$ 4.220,22 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 13 November 2025. Dengan penguatan ini, harga emas menutup pekan dengan kenaikan 3,77% dan menguat 6,75% sepanjang November, menandai reli empat bulan berturut-turut.
Aktivitas futures sempat terhenti beberapa jam akibat gangguan teknis di CME Group yang mempengaruhi perdagangan valas, komoditas, obligasi pemerintah, hingga saham.
Global Head of Commodity Strategy di TD Securities Bart Melek mengatakan, pasar kini mengantisipasi perlambatan ekonomi hingga 2026. Kondisi tersebut membuat peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed semakin besar.
“Ekspektasinya, ekonomi akan melambat hingga 2026 dan The Fed sangat mungkin menurunkan suku bunga. Hal ini membuat investor kembali masuk ke emas,” ujar Melek.
Emas dikenal berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah karena biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil menjadi lebih kecil.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga makin menguat setelah pernyataan bernada dovish dari Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed New York John Williams. Data ekonomi AS yang melemah pasca penutupan sementara pemerintah beberapa waktu lalu juga memperkuat sentimen tersebut.
Saat ini, pelaku pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember mencapai 87%, melonjak dari 50% pada pekan sebelumnya.
Meski harga global menguat, permintaan emas di pasar Asia cenderung melemah pekan ini. Tingginya harga menahan minat beli ritel, meski musim pernikahan di India tengah berlangsung. Di China, minat konsumen turun setelah pemerintah mencabut aturan pembebasan pajak untuk pembelian emas.
sumber : investor.id