Harga Emas Meredup Setelah Cetak Level Tertinggi

Harga emas meredup Selasa (11/2/2025). Hal itu disebabkan aksi profit taking yang dilancarkan investor setelah harga emas menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).

Dikutip dari CNBC internasional, meski begitu, sentimen pasar emas tetap bullish akibat kekhawatiran perang dagang global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Harga emas spot turun 0,1% dan ditutup menjadi US$ 2.897,49 per ons, setelah sempat mencapai rekor tertinggi di level US$ 2.942,53.

“Pasar mengalami tekanan korektif karena aksi ambil untung dari para trader jangka pendek. Selain itu, harga emas terlihat sudah terlalu tinggi dan memerlukan konsolidasi grafik,” ujar analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.

Wyckoff menambahkan, ketidakpastian kebijakan dari Trump dapat membuat harga emas tetap bertahan. Tak heran apabila pada aksi profit taking kali ini, traders juga memanfaatkannya sebagai peluang untuk membeli saat harga turun.

Trump meningkatkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25% secara flat tanpa pengecualian. Langkah ini diharapkan dapat membantu industri dalam negeri AS, tetapi juga berpotensi memicu perang dagang di berbagai sektor.

Kini, pelaku pasar menantikan data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/2/2025) untuk mencari petunjuk baru terkait prospek suku bunga The Fed.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa The Fed diperkirakan akan menunda pemangkasan suku bunga hingga kuartal berikutnya. Kebijakan tarif yang diterapkan bisa meningkatkan inflasi AS dan menunda rencana pemangkasan suku bunga lebih lanjut.

Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan, bahwa bank sentral tidak terburu-buru memangkas suku bunga, mengingat kondisi ekonomi AS yang masih kuat dan inflasi yang berada di atas target 2%. Pernyataan ini disampaikan dalam pidato pembukaannya di hadapan Senat Komite Perbankan.

“Jika angka inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan, The Fed kemungkinan akan memperpanjang jeda dalam pemangkasan suku bunga. Hal ini dapat menghambat kinerja emas dalam jangka pendek,” kata Manajer Portofolio Senior di Sprott Asset Management Ryan McIntyre.

Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik aset tanpa imbal hasil ini.

Di pasar logam lainnya, harga perak spot turun 0,4% menjadi US$ 31,92 per ons, platinum melemah 0,8% ke US$ 986,03 per ons, dan paladium terkoreksi 0,3% ke US$ 980,25 per ons.


sumber : investor.id