Harga Emas Menyala dan Terus-terusan Menembus Rekor Tertinggi

Harga emas dunia menyala dan terus-terusan menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan Selasa (7/10/2025). Penguatan itu didorong meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari Reuters, harga emas juga ditopang ekspektasi kuat pemangkasan suku bunga The Fed bulan ini.
Harga emas hari ini naik 0,26% ke level US$ 3.963,22 per troy ounce saat berita ditulis Pukul 13.35 WIB, setelah sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa baru di US$ 3.977,17 di awal perdagangan.
Analis pasar senior OANDA Kelvin Wong mengatakan, peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober dan Desember masih di atas 80%, yang menjadi faktor utama penguatan harga emas. “Selain itu, kebuntuan di Kongres AS yang menyebabkan penutupan shutdown pemerintah juga mendorong investor beralih ke aset aman seperti harga emas,” ujarnya.
Meski begitu, Presiden The Fed Kansas City Jeff Schmid mengisyaratkan, enggan menurunkan suku bunga lebih lanjut. Ia menilai bank sentral perlu tetap fokus pada risiko inflasi tinggi, dibandingkan pelemahan pasar tenaga kerja.
Namun, pasar tetap memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan Desember, dengan probabilitas masing-masing 95% dan 83%, menurut data CME FedWatch.
Harga emas yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset) biasanya menguat dalam kondisi suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 51%, ditopang oleh pembelian besar-besaran oleh bank sentral, meningkatnya permintaan ETF berbasis emas, pelemahan dolar AS, serta minat investor ritel yang mencari perlindungan dari ketegangan perdagangan dan geopolitik.
Pada awal pekan ini, Goldman Sachs menaikkan proyeksi harga emas Desember 2026 menjadi US$ 4.900 per troy ounce dari US$ 4.300, seiring arus masuk kuat ke ETF Barat dan berlanjutnya pembelian emas oleh bank sentral.
sumber : investor.id