Harga Emas Menguat, Seiring Melemahnya Dolar dan Imbal Hasil Obligasi AS

Harga emas menguat pada perdagangan Rabu (13/8/2025), seiring melemahnya dolar AS dan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memperkuat ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September.

Dikutip dari CNBC internasional, bahkan pasar membuka peluang pemangkasan tambahan suku bunga The Fed hingga akhir tahun ini.

Harga emas spot naik 0,25% dan ditutup di US$ 3.355,84 per ons.

Indeks dolar AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas lebih murah bagi pembeli di luar negeri. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga melemah.

“Emas mendapat dukungan dari ekspektasi tinggi pemangkasan suku bunga The Fed pada September, setelah data CPI yang jinak dan laporan ketenagakerjaan non-pertanian Juli yang lemah,” ujar analis pasar senior di Tradu Nikos Tzabouras.

Menurut data pasar, probabilitas pemangkasan suku bunga pada September kini mencapai 97% setelah inflasi Juli menunjukkan dampak terbatas dari tarif impor besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Kondisi tersebut diperkuat oleh lemahnya data ketenagakerjaan awal bulan ini, sehingga memperkuat keyakinan pasar terhadap minimal satu kali pemangkasan lagi di tahun ini.

Investor kini menunggu rilis data ekonomi AS lainnya pekan ini, termasuk indeks harga produsen (PPI), klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.

Dari sisi geopolitik, para pemimpin Eropa dan Ukraina dijadwalkan berbicara dengan Trump sebelum pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara itu, Washington dan Beijing sepakat memperpanjang gencatan tarif impor selama 90 hari.

Analis pasar di City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mengatakan, jika emas mampu menembus resistance di sekitar US$ 3.400, kemungkinan besar itu akan dipicu oleh perkembangan geopolitik, bukan data ekonomi.

“Prospek jangka panjang harga emas tetap bullish. Namun untuk sisa tahun ini, lebih berhati-hati karena harga mungkin terkonsolidasi atau terkoreksi singkat di tengah reli agresif pasar saham,” paparnya.

Emas kerap menjadi aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta cenderung diuntungkan oleh suku bunga rendah.


sumber : investor.id