Harga Emas Menguat karena Pelemahan Dolar

Harga emas dunia naik pada Selasa (15/4/2025), didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven. Di tengah kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif impor dan pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari CNBC internasional, harga emas di pasar spot naik 0,7% dan ditutup di level US$ 3.229,32 per ons. Sehari sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.245,59 per ons.

“Pelaku pasar saat ini menunggu perkembangan fundamental besar berikutnya yang bisa menggerakkan harga emas. Namun, grafik teknikal tetap menunjukkan tren bullish, dan permintaan aset aman masih kuat,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

Kekhawatiran pasar dipicu oleh langkah terbaru pemerintah AS yang mengintensifkan penyelidikan atas impor produk farmasi dan semikonduktor. Presiden AS Donald Trump juga menyatakan akan mengumumkan besaran tarif impor untuk semikonduktor dalam sepekan ke depan.

Sebagai aset safe haven yang populer di masa ketidakpastian politik dan ekonomi, harga emas telah naik lebih dari 23% sepanjang 2025, sekaligus menembus sejumlah rekor harga baru.

Dalam catatannya, Commerzbank menyebut kenaikan harga emas juga sejalan dengan terus melemahnya dolar AS, yang mengindikasikan penurunan status dolar sebagai aset safe haven. “Dalam kondisi ini, emas menjadi alternatif menarik bagi investor yang sebelumnya bergantung pada dolar,” tulis bank tersebut.

Saat ini, dolar AS diperdagangkan mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir terhadap mata uang utama lainnya, membuat emas menjadi lebih menarik bagi pemegang mata uang asing.

Pasar kini memperkirakan The Fed akan kembali memangkas suku bunga mulai Juni mendatang, setelah sempat menahan suku bunga pada Januari lalu. Diperkirakan, suku bunga akan dipangkas total sebesar 100 basis poin sepanjang tahun ini.

Kini, Investor menanti pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang dijadwalkan berbicara pada Rabu (16/4/2025), untuk mencari petunjuk lebih lanjut soal arah kebijakan suku bunga ke depan.


sumber : investor.id