Harga Emas Menguat, Dipicu Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Harga emas dunia melanjutkan tren penguatan untuk tiga hari berturut-turut pada perdagangan Senin (4/8/2025). Kenaikan tersebut didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Harga emas spot naik 0,3% dan ditutup di level US$ 3.373,28 per troy ons, tertinggi sejak 24 Juli 2025.
“Peluang pemangkasan suku bunga pada September kini makin kuat, bahkan ada potensi penurunan lanjutan pada Desember. Ditambah tekanan inflasi, ini menjadi sentimen positif untuk emas,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures Daniel Pavilonis dikutip dari Reuters.
Data ketenagakerjaan AS yang dirilis pekan lalu menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja pada Juli lebih lemah dari perkiraan. Revisi dua bulan sebelumnya bahkan menunjukkan penurunan hingga 258 ribu pekerjaan. Kondisi ini mempertegas pelemahan pasar tenaga kerja.
Sementara itu, indeks inflasi PCE, indikator favorit The Fed, naik 0,3% pada Juni, setelah direvisi naik 0,2% pada Mei. Kenaikan dipicu oleh tarif impor yang mulai mendorong harga barang.
Mengacu pada CME FedWatch, peluang pemangkasan suku bunga pada September kini mencapai 87,8%, melonjak dari 63% sepekan sebelumnya.
Emas dikenal sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan cenderung bersinar dalam lingkungan suku bunga rendah.
Di sisi lain, kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap sejumlah negara diperkirakan tidak akan dilonggarkan. Berdasarkan perintah eksekutif, Trump menetapkan tarif hingga 50% terhadap barang dari Brazil, 35% untuk Kanada, serta tarif tinggi untuk India, Taiwan, dan Swiss.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak juga naik 0,9% ke US$ 37,35 per ons dan platinum melonjak 1,3% ke US$ 1.332,2. Sedangkan Palladium anjlok 1,6% ke US$ 1.188,90, usai menyentuh level terendah dalam tiga pekan
Meski begitu, Pavilonis menilai palladium masih berpeluang rebound dengan support di US$ 1.180 dan potensi breakout di atas US$ 1.230 per ons.
sumber : investor.id