Harga Emas Menguat, Didorong Meningkatnya Tensi Geopolitik dan Pelemahan Dolar

Harga emas dunia kembali menguat pada perdagangan Kamis (12/6/2025). Kenaikan tersebut didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta pelemahan dolar Amerika Serikat (AS).

Dikutip dari Reuters, di saat yang sama, data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan memicu harapan baru akan pemangkasan suku bunga The Fed.

Harga emas di pasar spot terlihat naik 0,6% ke level US$ 3.371,15 per ons pada saat berita ini ditulis Pukul 13.40 WIB.

Pelemahan indeks dolar AS ke posisi terendah dalam hampir dua bulan membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih menarik bagi pembeli internasional.

“Pelemahan dolar menjadi katalis kuat bagi penguatan emas,” ujar Kelvin Wong, analis pasar senior Asia Pasifik di OANDA sembari menambahkan, harga emas berhasil menembus level resistance teknikal di US$ 3.346, yang kemudian memicu aksi beli lanjutan secara teknikal.

Harga emas juga didorong oleh kekhawatiran geopolitik. Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada Rabu bahwa pemerintahnya menarik personel dari Timur Tengah karena peningkatan risiko keamanan terkait dengan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran. Situasi ini mendorong investor untuk mencari aset aman seperti emas.

Sementara itu, data inflasi AS menunjukkan bahwa harga konsumen naik lebih rendah dari perkiraan pada Mei 2025, terutama karena penurunan harga bensin. Namun, inflasi masih berpotensi meningkat akibat tarif impor. Kondisi ini membuat Trump kembali mendesak The Fed untuk memangkas suku bunga secara signifikan.

“Melihat data inflasi (CPI) yang tidak terlalu mengkhawatirkan, The Fed bisa saja bergerak lebih cepat dari perkiraan,” jelas Wong.

Para pelaku pasar kini memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin akan terjadi sebelum akhir tahun. Mereka juga menantikan data indeks harga produsen (PPI) AS yang akan dirilis malam ini sebagai petunjuk tambahan menjelang rapat FOMC pada 17–18 Juni 2025 mendatang.

Dalam perkembangan lain, Trump mengatakan bahwa AS dan China telah menyepakati kerangka kerja untuk memulihkan gencatan senjata dalam perang dagang. Hal ini memberi harapan akan tertundanya pemberlakuan tarif tambahan.

Trump juga membuka kemungkinan memperpanjang tenggat waktu 8 Juli untuk perundingan dagang dengan negara lain, meski menyatakan belum melihat kebutuhan mendesak untuk hal itu.

Selain emas, harga perak di pasar spot naik 0,3% ke level US$ 36,33 per ons. Platinum juga menguat 0,6% menjadi US$ 1.265,32, mendekati posisi tertinggi dalam lebih dari empat tahun. Sementara itu, palladium justru turun 1% ke level US$ 1.068,97 per ons.


sumber : investor.id