Harga Emas Menguat di Tengah Pelemahan Dolar dan YIeld Obligasi AS

Harga emas naik pada Rabu (25/6/2025), di tengah pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat. Sentimen pasar masih tertuju pada perkembangan gencatan senjata antara Iran dan Israel, yang memicu peningkatan permintaan terhadap aset lindung nilai seperti emas.
Dikutip dari Reuters, harga emas spot terlihat naik 0,2% menjadi US$ 3.331,35 per troy ons saat berita ini ditulis Pukul 13.45 WIB, setelah sempat menyentuh level terendah dalam dua pekan pada Selasa (24/6/2025).
Indeks dolar AS melemah mendekati posisi terendah dalam satu pekan, sehingga membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga bertahan dekat posisi terendah dalam lebih dari satu bulan.
“Tekanan teknikal pada dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi AS memberi angin segar bagi harga emas,” ujar analis pasar senior OANDA Kelvin Wong sembari menambahkan, pelemahan lanjutan pada dolar, meningkatnya perhatian terhadap defisit fiskal, serta kebijakan tarif AS bisa menjadi pemicu lonjakan harga emas berikutnya.
Sebelumnya, Iran dan Israel memberikan sinyal bahwa perang udara antara mereka telah berhenti—setidaknya untuk saat ini, setelah Presiden AS Donald Trump secara terbuka menegur kedua pihak karena melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan.
Dari sisi ekonomi, kepercayaan konsumen AS dilaporkan turun pada Juni, dengan kekhawatiran masyarakat terhadap lapangan kerja yang meningkat. Kondisi ini memperkuat ekspektasi bahwa pasar tenaga kerja mulai melemah di tengah ketidakpastian akibat kenaikan tarif dari pemerintah Trump.
Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan, tarif yang lebih tinggi bisa memicu inflasi pada musim panas ini, yang menjadi periode krusial dalam pertimbangan bank sentral untuk mulai memangkas suku bunga.
Kontrak berjangka dana federal saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga hingga 60 basis poin pada 2025, dengan langkah pertama diprediksi dimulai pada September.
Menurut laporan Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF), satu dari tiga bank sentral dunia yang mengelola dana sebesar US$ 5 triliun berencana meningkatkan kepemilikan emas dalam 1–2 tahun ke depan—angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Sedangkan harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot stabil di US$ 35,9 per ons, platinum turun 0,3% ke US$ 1.312,56, dan palladium melemah 0,5% ke US$ 1.060,5.
sumber : investor.id