Harga Emas Melorot, Usai Data Inflasi Produsen AS yang Positif

Harga emas melorot pada Kamis (14/8/2025). Setelah data inflasi produsen Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan. Ditambah lagi, penurunan klaim pengangguran mingguan mendorong penguatan dolar dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNBC internasional, kondisi tersebut memudarkan peluang pemangkasan suku bunga dengan besaran jumbo oleh The Fed pada September.
Harga emas spot melorot 0,62% dan ditutup di US$ 3.335,34 per ons.
Indeks dolar AS menguat 0,5% dari level terendah lebih dari dua pekan, membuat emas kurang menarik bagi pembeli non AS. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik dari posisi terendah satu pekan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan producer price index (PPI) naik 3,3% secara tahunan pada Juli, melampaui perkiraan 2,5%. Klaim pengangguran mingguan tercatat 224 ribu, lebih rendah dari proyeksi 228 ribu.
Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank Ole Hansen mengatakan, emas bergerak turun karena data PPI yang lebih kuat berpotensi menahan ekspektasi pemangkasan suku bunga besar, mengingat data ini akan memengaruhi proyeksi inflasi inti PCE untuk Juli.
“Namun, hal ini tidak mengubah pandangan bullish kami terhadap emas. The Fed pada akhirnya harus memilih antara menekan inflasi atau mendukung ekonomi,” jelasnya.
Pelaku pasar kini lebih condong pada prediksi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, diikuti pemangkasan lagi pada Oktober. Pandangan ini sejalan dengan pernyataan pejabat The Fed Mary Daly yang menilai pemangkasan 50 basis poin pada September tidak diperlukan.
Analis senior logam mulia CRU Kiril Kirilenko menambahkan, tren emas belum berakhir, melainkan tengah konsolidasi. Pemangkasan suku bunga akan menjadi katalis yang membangkitkan kembali reli emas.
“Harga emas diperkirakan akan menguji ulang rekor US$ 3.500 per ons pada akhir tahun atau awal tahun depan,” ujarnya.
sumber : investor.id