Harga Emas Melonjak Tiga Hari Beruntun, Tertinggi dalam Seminggu
Harga emas melonjak tiga hari beruntun, mencapai level tertinggi dalam satu minggu pada Rabu (20/11/2024). Hal itu disebabkan meningkatnya ketegangan geopolitik akibat eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot naik 0,6% menjadi US$ 2.655,25 per ons, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak 11 November 2024.
Ketegangan geopolitik memanas setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir sebagai respons terhadap ancaman serangan konvensional yang lebih luas.
“Ketegangan ini jelas memicu minat pada aset safe haven seperti emas. Namun, korelasi terbalik antara emas dan kekuatan dolar mulai kembali terlihat, yang menjadi penghambat bagi emas ke depan,” kata Wakil Presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals Peter Grant.
Dolar AS yang sebelumnya melemah selama tiga hari kembali menguat, membatasi kenaikan harga emas. Penguatan dolar membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Minggu lalu, harga emas mengalami penurunan mingguan terbesar dalam tiga tahun terakhir ketika indeks dolar mencapai level tertinggi dalam satu tahun.
Selain itu, perhatian investor juga tertuju pada pernyataan beberapa pejabat The Fed pekan ini. Ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Desember turun drastis, dari 82,5% pekan lalu menjadi hanya 55,7% saat ini.
Menurut catatan ANZ, penundaan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember mungkin menekan harga emas dalam jangka pendek. Namun, siklus pelonggaran moneter, ketidakpastian makroekonomi dan geopolitik, serta permintaan fisik yang kuat akan menjaga sentimen positif di pasar emas.
Usulan tarif Presiden AS terpilih Donald Trump diprediksi memicu volatilitas di pasar global, meningkatkan tekanan inflasi, dan membatasi ruang bagi bank sentral utama untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.
Sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, emas diuntungkan oleh kondisi ini. Namun, kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, harga logam mulia lainnya, yaitu perak spot turun 0,6% menjadi US$ 31,03 per ons. Platinum turun 1,6% ke US$ 958,79 per ons, sedangkan palladium melemah 1,5% menjadi US$ 1.019,23 per ons.
sumber : investor.id