Harga Emas Melonjak Tajam, Dekati Level Tertinggi Sepanjang Masa

Harga emas dunia melonjak tajam pada perdagangan Jumat (13/6/2025). Kenaikan itu seiring meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Serangan udara Israel ke wilayah Iran memicu kekhawatiran konflik yang lebih luas, mendorong investor memburu aset safe haven seperti emas.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot naik 1,3% dan ditutup di level US$ 3.379,61 per ons, mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 3.499,84 yang dicapai pada April lalu. Sepanjang pekan ini, harga emas telah menguat sekitar 4%.
“Serangan Israel ke target Iran memicu kekhawatiran geopolitik di pasar. Harga emas akan tetap tinggi karena pelaku pasar menanti kemungkinan balasan dari Iran,” ujar Senior Market Strategist di RJO Futures Daniel Pavilonis.
Israel mengklaim telah menghantam fasilitas nuklir, pabrik rudal, dan membunuh sejumlah komandan militer Iran dalam serangkaian serangan yang dikatakan sebagai bagian dari upaya mencegah Iran membangun senjata nuklir.
Presiden AS Donald Trump menyatakan Iran sendiri yang memicu aksi tersebut dengan menolak ultimatum AS dalam pembicaraan pembatasan program nuklirnya.
Selain faktor geopolitik, data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan turut mendukung harga emas. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan segera memangkas suku bunga.
Sebagai aset lindung nilai, emas umumnya diincar saat ketidakpastian ekonomi dan ketegangan global meningkat, serta saat suku bunga rendah.
Goldman Sachs tetap optimistis terhadap harga emas dan memprediksi logam mulia ini akan naik ke level US$ 3.700 per ons pada akhir 2025 dan menembus US$ 4.000 pada pertengahan 2026. Bank of America (BofA) bahkan melihat peluang harga emas menembus US$ 4.000 dalam 12 bulan ke depan.
Namun, permintaan fisik emas di Asia mulai melemah seiring lonjakan harga. Di India, harga emas telah menembus level psikologis 100 ribu rupee per 10 gram atau setara Rp 18.961.780 (Kurs, Rp 189) menekan aktivitas beli.
Sedangkan harga logam lainnya justru rontok, yaitu perak spot turun tipis 0,3% ke US$ 36,27 per ons, namun masih naik 0,9% secara mingguan. Platinum anjlok 5,9% ke US$ 1.219,03, meski masih mencatat kenaikan mingguan sebesar 4,8%. Palladium jatuh 1,3% ke US$ 1.041,51, melemah 1,1% sepanjang pekan ini.
sumber : investor.id