Harga Emas Melonjak, Sentuh Level Tertinggi Satu Bulan

Harga emas melonjak 1% lebih ke level tertinggi dalam lebih dari satu bulan pada perdagangan Kamis (11/12/2025), setelah The Fed kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.

Dikutip dari Reuters, kebijakan The Fed tersebut menekan nilai dolar Amerika Serikat (AS) dan mendorong kenaikan signifikan pada logam mulia, termasuk perak yang kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).

Harga spot emas naik 1,17% dan ditutup di US$ 4.279,55 per ons, merupakan level tertinggi sejak 21 Oktober 2025.

Sementara itu, harga perak terlihat melesat hampir 3% dan ditutup di US$ 63,53 per ons, setelah sempat mencetak rekor tertinggi di US$ 64,29 pada awal perdagangan.

“Perak tampaknya menarik emas naik bersama-sama. Momentum saat ini sangat kuat, bahkan ikut mendorong platinum dan palladium,” ujar analis Marex, Edward Meir.

Dolar AS merosot ke posisi terendah dalam delapan pekan terhadap sekeranjang mata uang utama. Pelemahan greenback membuat harga emas yang berdenominasi dolar menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.

Meir menambahkan, pemangkasan suku bunga The Fed di tengah inflasi yang masih jauh dari target 2% memberikan sentimen bullish tambahan bagi emas. “Inflasi belum turun ke target, tetapi suku bunga diturunkan. Kombinasi ini sangat menguntungkan bagi emas,” ujarnya.

The Fed pada Rabu (10/12/2025) kembali memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase, pemotongan ketiga secara berturut-turut. Namun, bank sentral memberi sinyal kemungkinan jeda untuk menilai perkembangan pasar tenaga kerja dan inflasi yang ‘masih relatif tinggi’.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung menguntungkan emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset), sehingga menjadi lebih kompetitif ketika suku bunga turun.

Presiden AS Donald Trump juga terus mendorong suku bunga rendah sejak awal masa jabatan keduanya pada Januari. Calon Ketua The Fed berikutnya yang ia ajukan diperkirakan akan mempertahankan kebijakan pelonggaran tersebut. Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, saat ini disebut sebagai kandidat terkuat.

Pelaku pasar kini menantikan rilis data non-farm payrolls (NFP) AS pada 16 Desember 2025 untuk mendapatkan gambaran lanjutan arah kebijakan The Fed.

Dari Asia, regulator pensiun India pada Rabu mengizinkan dana pensiun negara tersebut berinvestasi pada ETF emas dan perak, membuka jalan bagi permintaan baru dari pasar raksasa tersebut.


sumber : investor.id