Harga Emas Melonjak Naik karena Pengumuman Serangkaian Tarif Baru

Harga emas dunia melonjak hampir 1% pada Jumat (11/7/2025) karena investor memburu aset safe haven setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif impor baru.
Dikutip dari CNBC internasional, harga perak pun turut meroket hingga mencapai level tertinggi dalam lebih dari 13 tahun terakhir.
Harga emas di pasar spot naik 0,95% dan ditutup di US$ 3.356,12 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 24 Juni 2025.
Pasar saham global mengalami tekanan setelah Trump mengumumkan tarif baru sebesar 35% untuk impor dari Kanada mulai bulan depan. Trump juga berencana memberlakukan tarif umum sebesar 15–20% terhadap mayoritas mitra dagang lainnya.
Tak hanya itu, Trump juga mengumumkan tarif 50% atas impor tembaga dan barang-barang dari Brasil. Langkah ini memicu kekhawatiran pasar global dan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai.
“Kondisi pasar saat ini kembali dipenuhi ketidakpastian, dan emas mendapatkan permintaan dari investor yang mencari perlindungan,” ujar Kepala Strategi Emas Global di State Street Global Advisors Aakash Doshi.
Doshi memperkirakan harga emas selama kuartal III akan bergerak di kisaran US$ 3.100 hingga US$ 3.500 per ons.
Emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya berkinerja baik dalam kondisi ketidakpastian ekonomi serta lingkungan suku bunga rendah.
Gubernur The Fed Christopher Waller pada Kamis lalu kembali membuka peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. Pelaku pasar kini memproyeksikan pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin hingga akhir tahun.
Harga perak ikut melonjak 3,9% menjadi US$ 38,46 per ons, level tertingginya sejak September 2011. Sementara itu, platinum naik 2,8% menjadi US$ 1.399,13, dan palladium melesat 6,5% ke level US$ 1.216,12.
Lonjakan harga logam mulia non-emas ini turut dipengaruhi oleh premi antara harga futures di AS dan harga acuan di London yang melebar pasca pengumuman tarif tembaga. Hal ini menyebabkan lonjakan lease rates dan aksi unwinding posisi terbuka oleh para trader.
Analis logam Tai Wong menyebut, reli palladium kemungkinan didorong oleh spekulasi bahwa Trump akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada Senin depan, yang dapat mengganggu pasokan logam tersebut. “Secara fundamental, kondisi palladium memang belum solid, tapi jika pasokan dari Rusia terganggu, harga bisa terus naik untuk sementara,” ujarnya.
sumber : investor.id