Harga Emas Melonjak, Kembali Tembus Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Harga emas dunia melonjak 2% lebih, bahkan kembali menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) pada perdagangan Senin (20/10/2025), setelah sempat melemah pada akhir pekan lalu. Kenaikan itu didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) serta tingginya permintaan aset safe haven di tengah ketidakpastian global.

Dikutip dari Reuters, investor kini menanti perkembangan terbaru pembicaraan dagang antara AS dan China, serta rilis data inflasi AS yang sempat tertunda akibat shutdown pemerintahan.

Harga emas spot melonjak 2,5% dan ditutup di US$ 4.356,26 per troy ons, seteah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 4.381,18 per troy ons. Dengan demikian, harga emas telah melonjak sebesar 65,66% sepanjang 2025.

Sebelumnya, harga emas sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa di level US$ 4.379,22 pada Jumat (17/10/2025), sebelum kemudian terkoreksi 1,8%, penurunan harian terbesar sejak pertengahan Mei, setelah pernyataan Presiden AS Donald Trump meredakan sebagian kekhawatiran pasar terkait tensi dagang dengan China.

“Faktor politik dan ekonomi yang tidak pasti kembali mendorong kenaikan harga emas setelah aksi jual tajam pada Jumat lalu,” ujar Managing Partner CPM Group Jeffrey Christian sembari menambahkan, harga emas berpotensi terus naik dalam beberapa minggu dan bulan ke depan, bahkan bisa menembus level US$ 4.500 per troy ons dalam waktu dekat.

Kondisi politik di AS juga menambah tekanan terhadap pasar. Penutupan pemerintahan federal telah memasuki hari ke-20 setelah Senat gagal mencapai kesepakatan untuk kesepuluh kalinya pekan lalu. Situasi ini membuat rilis sejumlah data ekonomi penting tertunda, sehingga investor dan pembuat kebijakan menghadapi kekosongan data menjelang rapat kebijakan The Fed pekan depan.

Data indeks harga konsumen (CPI) AS yang sempat tertunda dijadwalkan rilis pada Jumat (24/10/2025). Sementara itu, pasar menilai peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed pekan depan mencapai 99%, dengan kemungkinan penurunan lanjutan pada Desember mendatang. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya mendapat keuntungan di tengah tren suku bunga rendah.

“Saya tidak akan terkejut jika harga emas menembus US$ 5.000 per ons troi tahun depan, terutama bila ketidakstabilan politik global terus memburuk,” kata Christian.


sumber : investor.id