Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi Satu Pekan

Harga emas melonjak ke level tertinggi dalam sepekan pada Kamis (12/6/2025). Kenaikan itu ditopang ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang melemah, yang memicu ekspektasi baru terhadap pemangkasan suku bunga The Fed.

Dikutip dari Reuters, harga emas spot tercatat naik 0,9% dan ditutup menjadi US$ 3.386,62 per ons. Ini merupakan level tertinggi sejak 5 Juni 2025 lalu.

“Harga emas menguat untuk hari kedua berturut-turut, terutama karena meningkatnya risiko geopolitik. Jika emas mampu menembus level US$ 3.400, maka level berikutnya ada di US$ 3.417 dan US$ 3.431. Namun, peluang untuk mencapai rekor tertinggi sepanjang masa masih terbuka lebar,” kata Wakil Presiden dan Ahli Strategi Logam Senior di Zanier Metals Peter Grant.

Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali memanas setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan, negaranya mulai menarik personel dari wilayah tersebut karena dinilai ‘berpotensi menjadi tempat yang berbahaya’.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh memperingatkan, Iran akan membalas dengan menyerang pangkalan militer AS jika negaranya menjadi sasaran serangan.

Dari sisi ekonomi, data terbaru menunjukkan bahwa indeks harga produsen (Producer Price Index/PPI) AS hanya naik tipis pada Mei, lebih rendah dari perkiraan. Selain itu, jumlah klaim baru tunjangan pengangguran di AS masih berada di level tinggi dan tidak berubah dari minggu sebelumnya, mencerminkan kondisi pasar tenaga kerja yang mulai melonggar.

Pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 80% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September, bahkan memperkirakan kemungkinan pemangkasan lanjutan di Oktober, lebih cepat dari prediksi sebelumnya di bulan Desember. Proyeksi ini semakin diperkuat oleh laporan inflasi konsumen (CPI) Mei yang dirilis sehari sebelumnya, yang juga menunjukkan pelemahan.

Di sisi perdagangan, Trump mengungkapkan kesediaannya untuk memperpanjang tenggat waktu 8 Juli 2025 terkait negosiasi dagang sebelum tarif baru diberlakukan. Namun, ia menambahkan kemungkinan perpanjangan tersebut kecil.

Sementara itu, harga perak naik tipis 0,1% ke US$ 36,25 per ons, setelah pada awal pekan ini sempat menyentuh level tertinggi sejak tahun 2012. Menurut Grant, perak berpeluang mencapai US$ 40 jika mampu menembus level US$ 38, ditopang oleh defisit pasokan jangka panjang dan kekuatan teknikal baru.

Sedangkan logam mulia lainnya, yaitu harga platinum melejit 2,8% menjadi US$1.291,09 per ons, tertinggi dalam lebih dari empat tahun. Di sisi lain, harga paladium justru turun sekitar 2% ke posisi US$1.058,08 per ons.


sumber : investor.id