Harga Emas Melonjak ke Level Enam Minggu, Perak Cetak Rekor Baru

Harga emas kembali menanjak ke level tertinggi enam minggu pada perdagangan Senin (1/12/2025). Kenaikan ini didorong ekspektasi semakin kuatnya peluang pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) serta pelemahan dolar.

Dikutip dari Reuters, di saat yang sama, harga perak melonjak dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH).

Harga emas naik 0,31% dan ditutup di US$ 4.232,08 per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak 21 Oktober 2025 di level US$ 4.264,37 per ons pada awal perdagangan.

Sementara itu, harga perak melesat 2,53% dan ditutup di US$ 57,97 per ons, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$ 58,81. Sepanjang tahun ini, logam mulia berwarna putih tersebut telah naik lebih dari 100%.

Pelemahan dolar AS ke posisi terendah dalam dua minggu ikut menjadi katalis positif, sebab membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Director of Metals Trading di High Ridge Futures David Meger mengatakan, ekspektasi pemangkasan suku bunga yang lebih agresif tetap menjadi penopang utama bagi emas dan perak.

“Tekanan inflasi yang masih berada di atas target The Fed turut memperkuat daya tarik kedua komoditas ini,” ujarnya.

Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang sebesar 87% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada Desember, didorong data ekonomi AS yang lebih lemah serta pernyataan bernada dovish dari pejabat The Fed, termasuk Gubernur The Fed Christopher Waller dan Presiden The Fed New York John Williams.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya menguntungkan aset tanpa imbal hasil seperti emas.

Investor juga menunggu sejumlah data penting AS yang akan dirilis pekan ini, seperti laporan ketenagakerjaan ADP untuk November pada Rabu (3/12/2025).

Ditambah lagi, data indeks belanja konsumsi personal (PCE) September, indikator inflasi favorit The Fed, yang akan terbit Jumat (5/12/2025). Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Senin malam turut menjadi fokus pasar.

Meger menambahkan, ekspektasi bahwa Ketua The Fed berikutnya akan lebih dovish dibandingkan pendahulunya juga menambah sentimen positif bagi emas dan perak.

Penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett menyatakan, siap menjabat bila terpilih, sementara Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengindikasikan nama ketua baru bisa diumumkan sebelum Natal.

“Kami melihat emas dan perak masih berada dalam tren sideways yang kuat dengan potensi penguatan lanjutan,” kata Meger.


sumber : investor.id