Harga Emas Melesat Tembus $ 3.600, Cetak Rekor Tertinggi Lagi

Harga emas dunia melesat menembus level US$ 3.600 per ons pada perdagangan Senin (8/9/2025), dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Lonjakan ini terjadi setelah data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) menunjukkan pelemahan.
Dikutip dari Reuters, hal itu memperkuat ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16-17 September 2025 mendatang.
Harga emas spot naik 1,37% dan ditutup menjadi US$ 3.635,71 per troy ons. Logam mulia ini bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 3.646,24.
Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant mengatakan, momentum bullish emas diprediksi berlanjut hingga ke kisaran US$ 3.700– 3.730 dalam waktu dekat.
“Pelemahan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan serta ekspektasi pemangkasan suku bunga hingga awal 2026 bisa menjadi faktor penopang harga emas,” ujarnya.
Laporan ketenagakerjaan AS pada 5 September 2025 menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja melambat tajam pada Agustus. Berdasarkan CME FedWatch, pelaku pasar memperkirakan 88% peluang The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat September, dan 12% peluang pemangkasan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin.
Turunnya suku bunga membuat emas semakin menarik karena mengurangi biaya peluang memegang aset tanpa imbal hasil ini.
Sepanjang tahun berjalan 2025, harga emas sudah melonjak 37%, setelah tahun lalu naik 27%. Kenaikan ini didorong oleh pelemahan dolar AS, aksi beli besar-besaran bank sentral, kebijakan moneter longgar, serta meningkatnya ketidakpastian global.
Data resmi terbaru menunjukkan bank sentral China melanjutkan aksi beli emas selama 10 bulan berturut-turut hingga Agustus. Di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di titik terendah dalam lima bulan terakhir.
Pasar kini menanti rilis data indeks harga produsen (PPI) pada Rabu (9/9/2025) dan indeks harga konsumen (CPI) pada Kamis (10/9/2025) untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut soal arah kebijakan The Fed.
Analis pasar di City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada mengatakan, jika data ekonomi AS terus melemah, momentum bullish emas diprediksi berlanjut karena dolar AS dan imbal hasil obligasi semakin tertekan.
“Namun, bila data menunjukkan ketahanan ekonomi yang mengejutkan, emas bisa terkoreksi dari level tingginya saat ini,” paparnya.
sumber : investor.id