Harga Emas Melesat Didorong Meningkatnya Ketidakpastian Global

Harga emas melesat pada Rabu (4/6/2025). Kenaikan itu didorong oleh pelemahan dolar AS dan data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengecewakan, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik global.
Dikutip dari CNBC internasional, harga emas spot melesat 0,8% dan ditutup menjadi US$ 3.372,56 per ons, setelah di awal perdagangan sempat menguat hingga 1%.
Indeks dolar AS tercatat turun 0,5%, sehingga membuat emas menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang selain dolar. Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga mengalami penurunan.
Trader logam independen Tai Wong mengatakan, kontraksi sektor jasa AS, yang menyumbang dua pertiga dari perekonomian, untuk pertama kalinya dalam setahun, mendorong harga emas naik sekitar 1%. “Ini terjadi setelah logam mulia ini sebelumnya sempat mengabaikan laporan ketenagakerjaan ADP yang lemah namun memang fluktuatif secara historis,” ujarnya.
Wong mememprediksi, jika harga emas kembali menembus level US$3.400, maka potensi menuju rekor tertinggi baru akan semakin terbuka.
Berdasarkan data Institute for Supply Management (ISM), indeks manajer pembelian sektor non-manufaktur AS turun menjadi 49,9 pada bulan lalu, level terendah sejak Juni 2024. Di sisi lain, laporan ADP menunjukkan bahwa sektor swasta AS hanya menambah sedikit pekerja, terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir.
Analis pasar senior di RJO Futures Daniel Pavilonis mengatakan, ketidakpastian geopolitik global, seperti ketegangan Rusia-Ukraina, Iran, Suriah, dan China, membuat banyak investor beralih ke emas sebagai aset lindung nilai.
“Meskipun pergerakan emas mungkin tidak secepat sebelumnya, potensi kenaikannya masih sangat besar,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan pernyataan keras terhadap Presiden China Xi Jinping, dengan menyebutnya sebagai sosok yang ‘keras’ dan ‘sangat sulit diajak bernegosiasi’. Pernyataan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump menuduh Beijing melanggar kesepakatan terkait pengurangan tarif.
Pemerintah AS juga menggandakan tarif impor baja dan aluminium, serta meminta mitra dagangnya untuk mengajukan ‘penawaran terbaik’ agar terhindar dari bea masuk tambahan.
Saat ini, pasar tengah menantikan laporan ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pada Jumat (6/6/2025), sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga The Fed selanjutnya. Sebagai aset safe haven, emas cenderung diminati saat ketidakpastian politik dan ekonomi meningkat, serta ketika suku bunga rendah.
Sementara itu, harga perak spot turun tipis 0,1% menjadi US$ 34,45 per ons dan palladium jatuh 1% menjadi US$ 1.000,55 per ons. Sedangkan platinum menguat 1,5% ke US$ 1.089,99.
sumber : investor.id