Harga Emas Melemah Tipis Setelah Rekor Tertinggi, Minim Katalis Jangka Pendek

Harga emas sedikit melemah pada sesi trading hari Selasa (21/5) pagi setelah mencapai rekor tertinggi pada awal pekan ini. Pemulihan nilai dolar AS (USD) dan minimnya katalis baru di tengah sesi yang sepi dari rilis data ekonomi penting dapat membatasi kenaikan harga emas. Meskipun demikian, permintaan emas yang tetap kuat didukung oleh naiknya ekspektasi pemotongan suku bunga oleh Bank Sentral AS (Fed), ketegangan geopolitik yang berkelanjutan, serta permintaan kuat dari berbagai bank sentral seluruh dunia dan pembeli di Asia.

Per 11.45 WIB, XAU/USD melemah ke terendah 2.406,31 atau 0,6% dalam 24 jam terakhir.

Para trader emas akan memperhatikan pernyataan pejabat Fed, dengan Waller, Williams, Barr, Bostic, Collins, dan Mester dijadwalkan berbicara pada hari Selasa waktu setempat. Risalah FOMC akan menjadi sorotan utama pada hari Rabu waktu setempat. Selain itu, sikap hawkish dari pejabat Fed kemungkinan akan mengangkat nilai Greenback dan menekan harga emas yang diperdagangkan dalam USD.

Emas mencapai rekor tertinggi pada hari Senin di $2,450, sementara harga perak mendekati level tertinggi dalam 12 tahun. Emas telah naik 18% tahun ini, sedangkan perak telah naik 35%.

Wakil Ketua Fed Michael Barr mengatakan bahwa bank sentral “perlu memberi waktu lebih lanjut bagi kebijakan restriktif kami untuk terus bekerja.”

Pembuat kebijakan Fed, Philip Jefferson, mengatakan bahwa inflasi masih melambat, meskipun tidak secepat yang ia harapkan.

Presiden Fed Atlanta, Raphael Bostic, mengatakan bahwa kebijakan saat ini bersifat restriktif dan perlu waktu sebelum bank sentral yakin bahwa inflasi menuju 2%.
Investor melihat peluang 76% pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh Fed pada bulan September dan dua kali pemotongan hingga akhir tahun, menurut CME FedWatch Tool.


sumber : investing